Mutiara Tauhid Renungan #380
MASALAH JADI TAK MASALAH


Mengapa kita galau?
Pastilah karena ada masalah yang mengusik kalbu!

Begitulah karakteristik kalbu, bila dia merasa kedatangan masalah maka tanpa dapat dicegah dia langsung mengkerut menjadi galau.
Namun bila dia merasa segala yang dialaminya wajar (apalagi bila menguntungkan), dia tak pernah mengkerut alias rasa galau tak pernah bisa singgah.

Jadi untuk terbebas dari rasa galau mudah saja,
yaitu jangan biarkan kalbu merasa adanya perlakuan tak wajar menimpanya.

Memangnya bisa?

Ketika akal, kalbu, dan Alqur’an melebur dalam tafakur, maka segala kejadian pahit yang dialami akan selalu terasa wajar ( bahkan seringkali menguntungkan! )



DENGAN BERTAFAKUR, MASALAH AKAN MENJADI TAK MASALAH




Gambar:https://maulidamulyarahmawati.files.wordpress.com/2011/03/merenung.jpg



1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #379
HARUS DIBUKA


Mang Karso bertanya, “Dimana nikmatnya agama itu, bukankah hanya menambah beban kegiatan hidup saja?”

Memang, tanpa tafakur ajaran agama akan sulit dinikmati.
Koq…?
Saatnya menyadari…, nikmatnya ajaran agama berada pada kesadarannya, ibarat durian nikmatnya terletak bukan pada kulitnya tapi pada isinya.

Tafakur itu membuka “kulit” agama.



KETIKA SEMUA TERASA WAJAR, APALAGI BILA MENGUNTUNGKAN, HIDUP AKAN SELALU NIKMAT



Gambar:data:image/jpeg;base64

0 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #378
KESULITAN ABADI


Kesulitan pasti saja terjadi.

Adakah kesulitan yang abadi?

Bagi yang tak mempercayai adanya kehidupan akhirat, sekarang bolehlah tersenyum lebar.
Apa pasal?
Karena kesulitan di alam dunia tak pernah ada yang abadi.



KESULITAN ABADI HANYA ADA DI AKHIRAT!



Gambar:https://islamudina.com


0 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #377
PEMENANG ATAU PECUNDANG


Manusia akan mendatangi akhirat tak perlulah dibahas lagi.


Ada dua kategori manusia ketika sampai di akhirat, yaitu para pemenang dan para pecundang.

Mereka yang sewaktu di dunia memilih untuk taat pada “aturan main” yang dibuat Allah dan Rasul-Nya, mereka inilah yang akan datang sebagai pemenang.

Sedangkan mereka yang lebih suka memilih taat pada nafsunya, inilah dia sang pecundang.

Begitulah, selalu ada harga dari suatu pilihan.

SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG PALING TAKWA, TAAT HANYA PADA KEHENDAK ALLAH DAN RASUL-NYA



Gambar:https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS22VeQAK_22Vu2twiMf33SZsVipO-Cja7YZGbvlrjGxe3hSBJQ

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #376
BINATANG DAN MANUSIA



Perbedaan yang paling menonjol antara manusia dengan binatang adalah manusia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, sementara binatang tidak.

Bagi binatang tak jadi masalah apakah mau berbuat curang, atau mau selingkuh, ataupun mau “makan” temennya. Tapi bagi manusia?

Manusia sebaiknya jangan mengikuti polah binatang, karena segala perbuatan “kotor” dapat menguras habis pahala yang susah2 dikumpulkan!

BILA TAK ADA ALAM PERTANGGUNG JAWABAN, NISCAYA MANUSIA DAN BINATANG HANYA SEBATAS BERBEDA TAMPILAN SAJA


 Gambar:https://asset.kompas.com/data/photo/2013/05/11/1042073-anjing-peliharaan-780x390.jpg


2 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.