Mutiara Tauhid Renungan #121
PEMENANG ATAUKAH PECUNDANG ?

Manusia akan mendatangi akhirat tak perlulah dibahas lagi.

Ada dua kategori manusia ketika sampai di akhirat, yaitu para pemenang dan para pecundang.

Mereka yang sewaktu di dunia memilih untuk taat pada “aturan main” yang dibuat Allah dan Rasul-Nya, mereka inilah yang akan datang sebagai pemenang.


Sedangkan mereka yang lebih suka memilih taat pada nafsunya, inilah dia sang pecundang.

Begitulah, selalu ada harga dari suatu pilihan.

SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG PALING TAKWA, TAAT HANYA PADA KEHENDAK ALLAH DAN RASUL-NYA






Gambar:www.pixabay.com


17 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #120
BINATANG DAN MANUSIA

Perbedaan yang paling menonjol antara manusia dengan binatang adalah manusia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, sementara binatang tidak.

Bagi binatang tak jadi masalah apakah mau berbuat curang, atau mau selingkuh, ataupun mau “makan” temennya. Tapi bagi manusia?

Manusia sebaiknya jangan mengikuti polah binatang, karena segala perbuatan “kotor” dapat menguras habis pahala yang susah2 dikumpulkan!


BILA TAK ADA ALAM PERTANGGUNG JAWABAN, NISCAYA MANUSIA DAN BINATANG HANYA SEBATAS BERBEDA TAMPILAN SAJA






Gambar:www.dreamstime.com


18 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #119
INGIN TAK DIHINA


Inginkah kita tak dihina orang?

Bila ingin, janganlah tinggal di dunia tapi tinggalah di surga.
Di surga dijamin tidak akan ada orang yang menghina, menghujat, atau menzalimi kita.
Koq tahu …?
Ya, karena mereka yang hobi menghina atau menghujat itu sudah dilokalisir di neraka.

Namun yang jadi persoalan, untuk tinggal di surga itu salah satu syaratnya ego harus dikesampingkan. Dalam kondisi nyaman ataupun tidak nyaman, sikap kita harus selalu selaras dengan kehendak-Nya.

NAH, APAKAH MASIH MAU … ??

SELAMA MASIH BERNAFAS, TAK PEDULI ORANG BAIK ATAUPUN ORANG
JAHAT, TAK MUNGKIN TAK DIHUJAT









Gambar:www.dreamstime.com

16 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #118
MENINGGALKAN YANG MESTI DITINGGALKAN

Manusia adalah makhluk yang berkemampuan terbatas.
Dengan keterbatasan ini manusia berpikir, menghasilkan sesuatu yang diklaimnya sebagai kebenaran.

Saatnya menyadari …, kebenaran yang dihasilkan oleh sesuatu yang memiliki keterbatasan hanyalah dugaan semata. Bagaimanapun kebenaran mutlak hanya dapat dikeluarkan oleh yang Maha Sempurna, yaitu Allah SWT.


Karena itulah bila muncul pikiran yang berbeda dengan Alqur’an, janganlah ragu sedikitpun untuk segera meninggalkannya.

KERUSAKAN MANUSIA TERJADI MANAKALA IA MENGGANTI PERSEPSI QUR’ANI DENGAN PERSEPSI KARYA MANUSIA






Gambar:www.shutterstock.com


20 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #117
KARUNIA TERSEMBUNYI

Ketika Allah memberi ketidaknyamanan, sebenarnya DIA bukan mau menyiksa tapi DIA ingin memberi hikmah.



Musibah tak pernah diizinkan~Nya berjalan sendiri, ia senantiasa harus ditemani hikmah.

BILA AWAN TIDAK MENANGIS, MANALAH MUNGKIN TAMAN AKAN TERSENYUM



22 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #116
ON - OFF

On-Off” dimaksudkan sebagai sesuatu yang tidak dilakukan secara konsisten, yaitu sebagai lawan dari istiqomah.


Semua orang tahu, kekuatan istiqomah sudah terbukti dahsyat. Bayangkan saja batu cadas yang tak mempan dilubangi oleh linggis dapat dibuat berlubang oleh tetesan air yang terus menerus tanpa jeda.

Nampaknya dalam bertafakur kita juga harus istiqomah.

Pengalaman mengajarkan kita, tafakur yang “on-off” seringkali mendatangkan kebingungan baru ketimbang pencerahan baru.

ALLAH CINTA PROSES, MENGHARAPKAN SESUATU TERJADI SECARA INSTAN SUDAH BUKAN ZAMANNYA LAGI






Gambar:www.pixabay.com

18 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #115
SETIP PENGHAPUS DOSA

Dosa adalah perbuatan akibat melanggar aturan Tuhan yang tentunya harus dihukum.
Hukuman ini dapat ditunaikan di dunia, namun dapat juga ditunda di akhirat.

Mana yang akan kita pilih?

Bagi mereka yang telah “bangun” tentunya akan memilih hukuman atas dosanya ditunaikan di dunia. Lalu bagaimana caranya?

Nabi kita yang mulia mengatakan bila seseorang berjalan di dalam koridor-Nya, maka musibah yang menimpanya akan diperhitungkan sebagai penghapus dosanya.


Karena itu bila musibah datang berkunjung tak layak bila kita meronta, lihatlah ada SETIP PENGHAPUS DOSA di sana!

MUSIBAH ADALAH SALAH SATU BENTUK TANDA CINTA ALLAH








Gambar : www.pixabay.com

19 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

MutiaraTauhid Renungan #114
TIME IS PAHALA



Kalbu adalah “MESIN PENGGERAK” perilaku.
Apakah perilaku kita akan bergerak ke kiri ataukah ke kanan, tergantung dari asupan apa yang kita berikan padanya.

Bagaimana bila kalbu kita beri asupan TIME IS MONEY …,
perilaku apa yang bakalan ke luar?

Bagaimana pula bila kalbu kita beri asupan TIME IS PAHALA …,
apakah perilaku yang ke luar akan berbeda?

MEMBERI ASUPAN YANG SALAH PADA KALBU MEMBUAT PERILAKU MENYIMPANG!






Gambar :www.pixabay.com



15 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #113
KAGAK BECUS

“Semua ajaran Islam gua udah paham!” begitu sentak seorang yang sedang tertimpa musibah ketika temannya mengingatkannya untuk bersabar. 
Ops, nanti dulu…!
Islam mengajarkan bahwa ajaran itu bukan untuk dipahami tapi untuk dilaksanakan sebagai “way of life”. Jadi bila perilaku masih belum sesuai dengan ajaran Islam, sorry to say, belum paham ajaran Islam!

Ada seorang syekh yang berkata pada para murid-muridnya, “Tujuan saya mengajarkan kalian ajaran Islam bukan untuk dipahami, tapi untuk dilaksanakan. Jadi bila kalian belum bisa bersabar ketika ditimpa musibah, kemungkinannya saya sebagai guru yang tidak becus ngajar kalian atau kalian yang tidak becus belajarnya!”

AHLI MATEMATIKA YAITU MEREKA YANG MENGUASAI ILMU MATEMATIKA, SEDANGKAN AHLI AGAMA BUKANLAH MEREKA YANG MENGUASAI ILMU AGAMA






Gambar:www.pixabay.com

16 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #112
TONG KOSONG

Apa bedanya antara ilmu sekolahan dengan ilmu agama?

Ilmu sekolahan dinilai oleh guru berdasarkan banyaknya pengetahuan yang berhasil kita ketahui.

Sedangkan ilmu agama bukan dinilai oleh guru atau manusia, melainkan oleh Allah. Dan dinilai bukan dari luasnya yang kita tahu, tetapi berdasarkan keberhasilan kita dalam mempraktekkannya.

Menggelikan ya bila kita kibr lantaran merasa menguasai ilmu agama atau merasa paling benar sendiri dengan mengatakan orang lain yang tak sepaham sesat.
Padahal … ilmu agama yang tak dipraktekkan ibarat tong kosong, tak ada nilainya.




KEHEBATAN MANUSIA BUKAN DIUKUR DARI BANYAKNYA AJARAN ISLAM YANG DIA KETAHUI, MELAINKAN DARI BANYAKNYA AJARAN ISLAM YANG DIPRAKTEKKANNYA






Gambar:www.pixabay.com

19 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #111
KURANG TEBALKAH ?



Mengapa akhlak mulia begitu sulitnya terbentuk, apakah karena Alqur’an kurang tebal?

Sadari …, akhlak mulia itu muncul dikarenakan meyakini janji-janji Tuhan.

Setebal apapun janji yang Allah berikan, tak akan mendatangkan manfaat bila tak diyakini.

AKHLAK MULIA TAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN GEN, TAPI TERGANTUNG SEBERAPA BANYAK JANJI TUHAN YANG TERTANAM DI KALBU






Gambar: tribunnews..com

19 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #110
WORTEL,TELUR, KOPI


Ketika kesulitan “merebus” jiwa, apakah kita akan menjadi seperti wortel yang hilang ketegarannya …
Ataukah seperti telur yang semula lembut menjadi keras ...
Ataukah seperti bubuk kopi yang menjadi semakin nikmat …?

Sadari … kita adalah umat Muhammad,
umat yang dibekali dengan ajaran kehidupan terbaik.

Mestinya kita seperti bubuk kopi, semakin panas direbusnya malah jadi semakin baik ….
Bukan itu saja, bahkan mampu memberi aroma sedap bagi lingkungan!

ISLAM AJARAN MUHAMMAD RASULULLAH SAW ITU IDENTIK DENGAN RAHMATAN LIL’ALAMIN






Gambar: www.pixabay.com

10 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #109
RODA KEHIDUPAN


Roda kehidupan tidaklah selalu berputar sesuai dengan keinginan
Rela diatur oleh-Nya akan membuat hidup selalu indah

“Mengucapkan syahadat namun tak rela diatur-Nya adalah salah satu bentuk kemunafikan,” begitu kata seorang ahli hikmah.

“SIAPA SAJA YANG TIDAK RELA TERHADAP KETETAPAN~KU DAN TIDAK BERLAKU SABAR TERHADAP COBAAN~KU, DAN TIDAK BERSYUKUR TERHADAP NIKMAT-NIKMAT~KU MAKA CARILAH OLEHMU TUHAN SELAIN AKU!”   Hadits Qudsi






Gambar:www.pixabay.com



15 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #108
PISPOT EMOSI


Seringkali kita mendengar berita seorang anak menjadi bulan-bulanan orang tuanya.
Berapa banyak orang tua yang melampiaskan rasa hatinya yang sedang kesal pada anaknya. Bagaikan dewa mabuk, ia hajar anaknya sampai ampun-ampunan, bahkan ada yang sampai meninggal!

Wahai orang tua sadarlah …, mereka itu bukanlah anakmu tapi titipan-Nya. JANGANLAH MEREKA ENGKAU JADIKAN PISPOT EMOSIMU!

Memperlakukan buruk titipan-Nya sama saja artinya dengan menantang perang pada yang menitipkannya.
Udah nekad apa ….

ANAK ITU LEMAH, TAPI BACKINGNYA SANGAT KUAT!







Gambar:www.pixabay.com

19 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #107
BATU LONCATAN


Dunia sejatinya hanyalah BATU LONCATAN untuk mencapai surga.
Tanpa adanya dunia, manusia pun tak akan pernah bisa merasakan surga.

Sebagai suatu BATU LONCATAN tentunya ia harus dikenali dengan baik, karena salah-salah kaki kita menapak akibatnya bisa gawat yaitu terpeleset nyebur ke tetangganya surga.

Inilah dia dunia itu :

Dunia kandangnya tipuan, hari ini kita dibuatnya tertawa terpingkal-pingkal besok lusa dibuatnya kita menangis tersedu-sedu

Dunia arena pengujian bagi manusia, siapa yang nanti setelah kiamat layak untuk bersenang-senang dan siapa pula yang pantas berpedih-pedih

Dunia nilainya bagaikan setetes air di lautan

Dunia haruslah diletakkan di tangan

………………………… mau nambahin? silakan ya






Gambar:www.pixabay.com

12 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.