Mutiara Tauhid Renungan #75
KITAB AJAIB

Rasa indah erat kaitannya dengan keadaan hati.
Begitu pun dengan rasa galau.
Bila hati mengembang maka rasa indah yang ke luar, sebaliknya bila hati mengerut rasa galau yang akan muncul.

Mengembang dan mengerutnya hati tergantung dari input yang diberikan padanya. Bila hati kita beri asupan rasa untung maka ia akan mengembang, sebaliknya bila ia kita beri asupan rasa rugi maka akan mengerut.

 
Alqur’an yang telah lama kita kenal itu bukanlah kitab biasa, ia kitab ajaib yang apabila kita gunakan tak ada satupun kejadian akan terasa merugikan.

Tak heran para sahabat utama Rasulullah SAW yang selalu melihat kejadian menggunakan kacamata Alqur’an merasakan hidup selalu indah.

Nah, rahasia besar telah terkuak …, masih enggankah kita fanatik berpegang pada Alqur’an?

ALQUR’AN ADALAH PEDOMAN HIDUP YANG DIBUAT TUHAN AGAR HIDUP KITA SELALU TERASA INDAH


Gambar : www.awalone.com



22 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #74
PASTI BAIKNYA


Sadarkah kita bila Allah memiliki 99 “jubah”?
Nama “jubah” itu bermacam-macam, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemurah, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Suci, dan lain-lain.

Uniknya, “jubah” itu selalu dipakai-Nya, tak pernah dilepas walaupun hanya sedetik.

Pantaslah bila ada seorang ahli hikmah yang berucap, “KETETAPAN-NYA WALAU DIRASA TAK NYAMAN, TAPI PASTI TIDAK ADA YANG BURUK“




Gambar : www.mohlimo.com

9 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #73
TIRAI BAJA

Manusia membutuhkan kebenaran agar jalannya dapat lurus menuju negeri surga.
Dimanakah kita dapat menemukan kebenaran?
Kebenaran banyak ditemukan di bibir manusia.
Bisa dirasakan, bila kita punya keangkuhan diri, yaitu memandang rendah seseorang, dapatkah kita mengambil kebenaran yang ada di bibirnya?
Tak mungkinlah.

Itulah sebabnya ahli hikmah mengatakan keangkuhan diri merupakan tirai baja penghalang masuknya kebenaran.


Nabi kita yang mulia jauh-jauh hari juga sudah mengingatkan, “Mereka yang dalam hatinya ada keangkuhan diri walaupun hanya sebesar biji sawi, tidak akan masuk surga”

“KEANGKUHAN DIRI” ASAL MUASALNYA ADALAH PERILAKU IBLIS, YANG KEMUDIAN DICONTEK OLEH MANUSIA




Gambar : www.pixabay.com



21 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #72
RUSAK

Segala sesuatu tercipta pasti ada tujuannya.
Dan apa pun ciptaan itu bila diperlakukan tidak sesuai dengan tujuan untuk apa ia dibuat, kerusakan hanyalah soal waktu saja.

Termasuk juga kalbu. Ia diciptakan Allah untuk ibadah.
Bila kalbu ini kita gunakan untuk mendendam, tak disangsikan lagi pastilah bakalan rusak.

BILA KALBU RUSAK, MUNGKINKAH KITA BISA BERTEMU DENGAN DIA SANG MAHA PENGASIH MAHA PENYAYANG?


Gambar : www.pixabay.com


12 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #71
TUNGGULAH SEJENAK....

Layakkah bila hidup di dunia mengikuti kemauan nafsu?
Bila dunia dipandang sebagai kesempatan hidup yang sekali-kalinya, tentulah layak banget
Tetapi bila dunia dipandang sebagai “alam ujian,” tentulah sangat tidak layak bangeet ...!

Tuhan Sang Pencipta alam dunia mengatakan bahwa dunia adalah alam ujian bagi manusia. Dari sini mestinya kita bisa merasakan bahwa hidup yang paling benar di alam ujian adalah prihatin mengekang nafsu, bukannya malahan mengaminkan keinginan nafsu yang seabrek itu.


TUNGGULAH SEJENAK, TOH TAK LAMA LAGI JUGA ALAM UJIAN INI USAI..., begitu kata seorang ahli hikmah.


 Gambar: www.pixabay.com

14 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #70
PERLAWANAN


Engkau menyuruhku agar harta aku perlakukan sebagai ujian
eh …,  aku malahan menjadikannya sebagai tujuan

Engkau menyuruhku agar aku menjadi makhluk yang paling bertakwa
eh …, aku malahan berlomba menjadi yang paling kuasa, paling kaya

Engkau menyuruhku klarifikasi agar tidak timbul fitnah
eh …, aku malahan lebih senang menghakimi, menghujat

Engkau menyuruhku agar aku jangan suka berprasangka buruk
eh …., aku malahan menjadikannya sebagai hobi

Engkau menyuruhku agar aku ingat kasih sayangMu di waktu duduk, berjalan, dan berbaring
eh …, aku malahan ingat ketetapan2Mu yang membuat hatiku sesak

Ampuuun Gustiii …..

“BARANGSIAPA MENTAATI ALLAH DAN RASUL~NYA, MEREKA ITU AKAN BERSAMA2 DENGAN ORANG2 YANG DIANUGERAHI NIKMAT”





Gambar: www.pixabay.com


10 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #69
JAHILIYAH

Begitu kita mendengar kata “jahiliyah,” langsung terbayang zaman dahulu kala dimana ketika itu perilaku manusia sangatlah buruk.

Zaman jahiliyah seolah-olah hanya kejadian di masa lalu yang tak akan terulang lagi. Benarkah?

Orang yang telah menyadari bahwa perilaku itu hanyalah cerminan dari kesadaran yang tertanam di dalam kalbu akan paham, “BILA KESADARAN MEMUDAR ZAMAN JAHILIYAH AKAN HIDUP KEMBALI

Ibarat pelita, kesadaran pun dapat padam
Pelita padam karena kehabisan minyak
KESADARAN PADAM KARENA KEHABISAN WAKTU UNTUK BERTAFAKUR




Gambar: www.pixabay.com

12 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #68
MELEBIHI MALIN KUNDANG

Aku adalah sang jiwa.
Untuk bisa berada di dunia aku dititipkan-Nya pada pasangan ayah dan ibu. “Orang tua” sejatiku bukanlah mereka, tetapi DIA yang menciptakanku.

Aku taati maunya ayah dan ibuku karena aku takut sekali menjadi anak durhaka. Sementara, aku seringkali tidak mentaati maunya “orang tuaku.” Padahal durhaka pada ayah dan ibu saja sudah terbayang apa akibatnya, apalagi bila durhaka pada “orang tua” ...



“SESUNGGUHNYA KEBANYAKAN DARI MANUSIA ITU ‘TERTIDUR’ DAN BARU TERBANGUN KETIKA IA MATI,”  apakah ini yang dimaksud oleh Nabiku yang mulia empat belas abad yang silam?


Gambar : www.dreamstime.com


8 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #67
MAKHLUK PENYEMPURNA

Rumah semegah dan seindah apapun belumlah dikatakan sempurna bila belum ada isinya.
Apakah surga dan neraka sudah sempurna? Tentu saja belum, mereka menunggu disempurnakan oleh manusia

Mereka yang semasa hidupnya taat pada Allah dan Rasul-Nya, mereka itulah yang akan “menyempurnakan” surga;
sedangkan mereka yang membangkang pada Allah dan Rasul-Nya, mereka itulah yang akan “menyempurnakan” neraka.


Andaikan usiaku berakhir hari ini, manakah yang akan aku sempurnakan?

MENYESAL BELAKANGAN SUDAH KUNO, MENYESAL HARUSLAH DI DEPAN!



Gambar: www.pixabay.com



16 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #66
JAUH PANGGANG DARI API

Einstein yang konon adalah manusia paling cerdas sedunia pernah tidak naik kelas. Koq bisa?

Tak usah heran …, setinggi apapun IQ seseorang bila diuji dengan perkalian 17 x 17 pasti gagal bila ia tidak mempunyai kemampuan di bidang kali-kalian.

Manusia yang konon adalah makhluk Allah yang paling sempurna, tidaklah dijamin akan selalu lulus dari ujian-ujianNya. Koq demikian?

Tak usah heran …, yang namanya ujian itu lulus atau tidaknya bukan ditentukan oleh sempurna atau tidaknya, melainkan oleh ada tidaknya kemampuan. Tanpa memiliki kemampuan yang sesuai dengan soal ujiannya, ya selalu jadi pecundang.

Coba bayangkan,  kita akan diuji kali-kalian tapi kita mati-matian belajar agar bisa sabar, ikhlas, pasrah. Bisakah kita lulus?
Begitu juga kita akan diuji Allah, walaupun kita mati-matian belajar sampai tingkat doktor di universitas paling bergengsi, bisakah kita lulus?  Inilah yang dikatakan orang bijak tempo doeloe, “JAUH PANGGANG DARI API”



Gambar: www.pixabay.com

6 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #65
UJIAN ALLAH



Satu-satunya ujian yang soalnya tak pernah berubah dari sejak zaman dahulu kala sampai dengan sekarang hanyalah ujian Allah.

TAPI ANEHNYA WALAUPUN SOALNYA SUDAH DIBOCORKAN, KOQ LEBIH BANYAK YANG GAGALNYA YA …?

Tak usah heran …, selama kemampuannya tak ada, walaupun soalnya dibocorkan, tetap saja sangat sulit untuk bisa lulus!

MENGATASI UJIAN ALLAH BUTUH KEMAMPUAN KALBU, BUKANNYA KEMAMPUAN AKAL



Gambar: www.pixabay.com




12 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #64
KETAATAN ADALAH SEGALANYA

Bumi diciptakan Allah untuk berputar pada porosnya sambil mengelilingi matahari.
Apa yang terjadi bila bumi membangkang, sehari saja ia mogok berputar pada porosnya?  Ya, pastilah keharmonisan alam raya akan terganggu.


Begitu juga, apa jadinya bila manusia yang diciptakan-Nya untuk berperilaku selaras dengan kehendak-Nya tapi ia berperilaku semaunya sendiri?

Pastilah tak jauh berbeda seperti yang dialami alam raya, ia pasti akan kehilangan ketenteraman dan kelak akan kehilangan surga!

PADA HARI KETIKA MUKA MEREKA DIBOLAK-BALIKKAN DALAM NERAKA, MEREKA BERKATA, “ALANGKAH BAIKNYA ANDAIKATA DAHULU KAMI TAAT KEPADA ALLAH DAN TAAT PULA KEPADA RASUL”



Gambar: www.pixabay.com  & KIRAN .Z


20 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #63
JEMBATAN SHIRAATHAL MUSTAQIIM

Seorang ulama besar Islam, Imam Al-Ghazali wafat th. 1111, menuturkan bahwa semua manusia akan melintasi jembatan yang di bawahnya terdapat neraka.



Kelak bakal ada yang melewatinya secepat kilat, ada juga yang berlalu seperti angin atau sekencang larinya kuda, dan ada pula yang secepat terbangnya burung.

Namun di samping itu, ada juga yang berjalan biasa, atau yang merangkak hingga hangus menjadi arang.

Perbedaan cara menyeberangi jembatan ini dikarenakan perbedaan sikap hidup selagi mampir di dunia, apakah ia selalu taat ataukah ia sering membangkang pada aturan Tuhan dan Rasul-Nya.

Marilah kita “berlatih” lebih giat lagi agar kelak kaki kita mampu berlari secepat kilat!



Gambar sumber dari :www.muslimjiwa.blogspot

16 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #62
PELECEHAN

Mungkinkah selama hidup di dunia kita tak mengalami rasa galau alias bahagia selamanya …?

Bila bahagia selamanya tak mungkin, lalu apa gunanya Alqur’an sebagai pedoman

Walaupun surga sepenuhnya berada dalam genggaman-Nya, mungkinkah kita dapat berupaya untuk meraihnya …?

Bila meraih surga tak dapat kita upayakan, lalu apa gunanya Alqur’an sebagai pedoman

 
BILA BAHAGIA SELAMANYA DIANGGAP TAK MUNGKIN

BILA SURGA DIANGGAP TAK DAPAT DIUPAYAKAN

APAKAH ITU TIDAK BERARTI PELECEHAN TERHADAP ALQUR’AN?










Gambar:www.pixabay.com



17 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mutiara Tauhid Renungan #61
INSAN KAMIL

Menyadari adanya kekeliruan diri, merupakan langkah awal menjadi insan kamil.


Perlu dirasakan kembali sabda Nabi kita yang mulia empat belas abad yang silam : “Barangsiapa yang amal solehnya hari ini sama dengan hari kemarin ia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang amal solehnya hari ini lebih buruk dari hari kemarin, ia adalah orang yang celaka!”

BILA AKU SANGGUP TERTAWA TERPINGKAL-PINGKAL PADAHAL TAMPILANKU LEBIH BURUK DARI KEMARIN, BOLEH JADI INI SALAH SATU PERTANDA AKU TELAH KEHILANGAN HATI …



Gambar:www.pixabay.com


14 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.