Mutiara Tauhid Renungan #220
MESIN AMAL SOLEH

Sebaik-baik manusia itu adalah yang paling banyak amal solehnya taklah diragukan lagi.

Tapi tahukah dari mana datangnya amal soleh? Apakah banyaknya amal soleh terkait dengan banyaknya ilmu agama yang dikuasai?

Saatnya menyadari …, luasnya ilmu agama seseorang tidaklah menjamin kesolehannya. Buktinya mudah saja, bukankah para ustadz akhlaknya tidak sama?

Ya, amal soleh sama sekali bukanlah buah dari luasnya memahami ilmu agama tapi merupakan buah dari keyakinan yang berhasil ditanamkan di kalbu.

“DI DALAM DIRI MANUSIA ADA SEGUMPAL ‘DAGING.’ BILA ‘DAGING’ ITU BAIK MAKA AKAN BAIK PERILAKUNYA. ‘DAGING’ ITU ADALAH KALBU.”  Muhammad Rasulullah SAW




Gambar:www.pixabay.com

Mutiara Tauhid Renungan #219
KEYAKINAN


Perilaku mulia lahir secara otomatis dikarenakan adanya keyakinan.
Dari manakah datangnya keyakinan yang tertanam di kalbu itu?

Keyakinan bukanlah datang dari guru spiritual. Walaupun belajar dari guru spiritual yang sama, bahkan dari Nabi yang sama, keyakinannya tidak akan sama.

Saatnya menyadari …, keyakinan diperoleh dari “memasak” sendiri ilmu yang tersedia di otak.

TAK ADA SEORANGPUN YANG DAPAT MEMBANTU MEMASAKKAN ILMU, KITA HARUS MELAKUKANNYA SENDIRI




Gambar:www.pixabay.com


Mutiara Tauhid Renungan #218
PENGGERAK AKHLAKUL KARIMAH


Apakah yang menjadi penyebab akhlakul karimah, ilmu yang tersimpan di otak ataukah keyakinan yang tersimpan di kalbu?

Bila jawabannya adalah ilmu, mestinya akhlak semua ustadz tak berbeda.

Mari kita meminta petunjuk kepada Nabi.
Beginilah kata Nabi kita yang mulia, “Di dalam diri manusia ada segumpal ‘daging.’ Bila ‘daging’ itu baik maka akan baik perilakunya. ‘Daging’ itu adalah kalbu”

Saatnya menyadari …, yang tersimpan di kalbu jelas bukan ilmu tapi keyakinan.

BERHARAP AKHLAKUL KARIMAH LAHIR DARI ILMU IBARAT BERHARAP PUNYA CERMIN DENGAN MENGGOSOK UBIN




Gambar:www.pixabay.com


Mutiara Tauhid Renungan #217
HAKIKAT IKHTIAR

Allah tidak akan bertanya apa hasil yang telah kita capai, tapi DIA akan bertanya ikhtiar apa yang telah kita lakukan.


Saatnya menyadari ...., ikhtiar adalah “karya” yang akan kita persembahkan pada DIA Sang Maha Kuasa.

Mari kita introspeksi, selama ini “karya” seperti apa yang kita persembahkan pada-Nya. Jangan sampai turun dari-Nya yang terbaik tapi naik dari kita yang abal-abal.

HASIL KARYA ALLAH, IKHTIAR KARYA AKU




Gambar:www.pixabay.com


Mutiara Tauhid Renungan #216
KESIA-SIAAN TERBESAR

Apakah kesia-siaan terbesar yang kita perbuat?


Saatnya menyadari …, hidup di dunia dalam kesia-siaan bila di akhirat tidak masuk surga.

AKHIRAT ADALAH SUATU KEPASTIAN





Gambar:www.pixabay.com




Mutiara Tauhid Renungan #215
PAHALA

Mengapa jiwa membutuhkan pahala?


Saatnya menyadari …, jiwa butuh pahala karena dia haqqul yakin akan meninggalkan dunia menuju alam di mana rupiah tidak berlaku.

KENYAMANAN HIDUP DI ALAM MANAPUN DITENTUKAN OLEH BANYAK SEDIKITNYA BEKAL YANG DIMILIKI




Gambar:www.gunungrizki.com


Mutiara Tauhid Renungan #214
ORBIT MANUSIA

Bila bumi punya orbit, yaitu berputar pada porosnya sambil mengelilingi matahari, bagaimana dengan manusia? Apakah manusia punya orbit juga?


Allah SWT berfirman, “Tidaklah semata-mata Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku” –Adz Dzariyaat 56

Saatnya menyadari .., orbit manusia adalah pengabdian.

Apa yang bakalan terjadi bila manusia ke luar dari orbitnya?
Bila bumi ke luar dari orbitnya terjadi disharmoni, sedangkan bila manusia ke luar dari orbitnya terampaslah DBAS.

DBAS : DUNIA BAHAGIA AKHIRAT SURGA

Orbit manusia itu bukannya ibadah?

Ya betul, pengabdian kepada Allah adalah bahasa lain dari ibadah




Gambar:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg50ux4yinpC4IFyPyA7QqdjT78zI2S_yu9koF3W1VZfNiR5e0qaLkY1Z7Pk6sxf_CBzdK-cONdQdcnP-Sz9pAmzcGTnLgK1NWrAifXsMpt61Km8i8XSJ9ZjMyXGL4Q1q26jp78cjhIGHQp/s1600/MAN+UNIVERSE.j


Mutiara Tauhid Renungan #213
ALQURAN KAPAN KITA BUTUHKAN


Alqur’an dibutuhkan untuk di dunia ataukah di akhirat?

Saatnya menyadari …, Alqur’an adalah pedoman hidup. Tentunya kita butuh pedoman hidup saat kita masih hidup.

BILA KETIKA HIDUP DI DUNIA PERILAKU SELARAS DENGAN ALQUR’AN, DI AKHIRAT PASTI MENEMPATI SURGA





Gambar:http://fgulen.com

Mutiara Tauhid Renungan #212
AKHIR BELAJAR AGAMA

Bila kita belajar naik sepeda harus sampai bisa naik sepeda, iya kan?
Nah, kalau belajar agama harus sampai bisa …?


Saatnya menyadari …, belajar agama harus sampai bisa hidup yang selalu tenteram jauh dari kegalauan dan bila mati dijamin masuk surga.

“TUNTUTLAH ILMU SEJAK DARI BUAIAN SAMPAI DENGAN LIANG LAHAT” ( Nabi Muhammad SAW )




Gambar:www.pixabay.com

Mutiara Tauhid Renungan #211
KEBAHAGIAAN


Semua orang pastilah mendambakan kebahagiaan.
Mungkinkah kebahagiaan itu terwujud bila kita hidup bebas bagaikan burung tanpa terikat dengan aturan-aturan Tuhan?

Saatnya menyadari …, tanpa terikat oleh aturan Tuhan yang akan kita dapatkan hanyalah kesenangan semata, bukannya kebahagiaan.

PENCARI KESENANGAN TIDAK PERLU TAAT PADA ATURAN TUHAN
PENCARI KEBAHAGIAAN MUTLAK HARUS TAAT PADA ATURAN TUHAN





Gambar:www.pixabay.com

Mutiara Tauhid Renungan #210
PERINTANG YANG ASIK-ASIK


Kenapa ya orang yang mau beragama itu banyak sekali? Bukankah agama merintangi perbuatan yang asik2 ( selingkuh, bergunjing, menghujat ) dan menyuruh melakukan perbuatan2 yang sungguh tak mengasikkan seperti sabar, rendah hati, pemaaf?
Ada apa gerangan di balik ini?

Saatnya menyadari …, ternyata tanpa terikat pada suatu aturan Tuhan, manusia hanya bisa mendapatkan kesenangan saja bukannya kebahagiaan.

BAGI PEMBURU KESENANGAN AGAMA PASTILAH TERASANYA SEBAGAI KEWAJIBAN SEKALIGUS JUGA SEBAGAI PENGGANGGU






Gambar:www.pixabay.com

Mutiara Tauhid Renungan #209
SIAPA AKU SEJATINYA


Ketika Allah mengirimkan gelombang2 masalah, sikap yang benar itu apakah berterima kasih ataukah ‘ngedumel’ ya …

Nampaknya kedua-duanya benar.

Bagi pemburu kesenangan pantasnya ya memang ngedumel, masa sih kesenangannya hilang ngga ngedumel
Bagi pemburu kebahagiaan pantasnya berterima kasih, masa sih ngedumel, bukankah masalah2 yang menimpa itu menempa jiwa menjadi lapang?

KEBERADAAN HIKMAH SELALU DISELIPKAN-NYA DI DALAM KETIDAKNYAMANAN





Gambar:www.pixabay.com