Mutiara Tauhid Renungan #219
KEYAKINAN


Perilaku mulia lahir secara otomatis dikarenakan adanya keyakinan.
Dari manakah datangnya keyakinan yang tertanam di kalbu itu?

Keyakinan bukanlah datang dari guru spiritual. Walaupun belajar dari guru spiritual yang sama, bahkan dari Nabi yang sama, keyakinannya tidak akan sama.

Saatnya menyadari …, keyakinan diperoleh dari “memasak” sendiri ilmu yang tersedia di otak.

TAK ADA SEORANGPUN YANG DAPAT MEMBANTU MEMASAKKAN ILMU, KITA HARUS MELAKUKANNYA SENDIRI




Gambar:www.pixabay.com


5 komentar:

  1. Sebelum Tafakur perilaku aku kadang baik, kadang marah, kadang seneng, kadang galau. Masalah apapun sllu diukur pake logika, Hehehe perilaku yg acak-abal, ga karuan deh. Perilaku yg ga Qur'ani.

    Setelah masuk dan belajar di MT, baru deh terbuka semua, baru deh sadar kalau perilaku acak-abal itu cerminan dari isi Kalbu. Duuuh kl inget rasanya rugiii, sia-sia.

    Di MT mengajarkan aku betapa pentingnya TUJUAN hidup. Baru sadar kl Tujuan hidup hanya satu DBAS, sprt doa ku setiap saat minta diberi kebaikan di Dunia Dan Akhirat.

    Sekarang aku udah punya TUJUAN. Mantap.. hidup ku sdh punya arah yg jelas.
    Sekarang saat nya berproses, sllu pegang TUJUAN, sllu kdlm diri, fokus, konsisten dan sungguh2 mengisi Kalbu ini dgn keyakinan-keyakinan ilahiyyah, mengolah rasa, mencerdaskan kalbu, membuka Mata hati.

    Memang bener, sekolah di MT, Bpk Nara Sumber Dan Facilitator hanya sebatas memfasilitasi dan memberi pencerahan, selanjutnya ya diriku sendiri yg harus berproses menurunkan ilmu yg Ada diakal menjadi keyakinan di Kalbu. Mengubah "Tau" mnjd "Yakin"

    Alhamdulillah dgn berproses skarang dah mulai terang, udah ga tenggelam dlm fakta, ga nyenter yg udah terang.
    "Polesan NYA" menjadi bahan masakan yg harus aku olah menjadi hidangan yg lezat.
    Harus merasa-rasa terus, Kalbu harus "on" terus. Dgn banyak keyakinan-keyakinan yg sdh membenam ternyata bener banget, perilaku otomatis berubah, mulai bisa selaras dgn keyakinan yg Qur'ani walaupun baru sediiiikiiit.

    Tafakur itu luar biasa... Semua ajaranNYA jadi jelas..dan hidup menjadi lebh tentram. Ga aneh2 lagi, jalan jadi satu arah menuju DBAS. Tafakur bisa menggiring aku menuju pada keTaatan.

    Terima kasih Pak Permadi juga facilitators..yg sdh memfasilitasi aku dan memberi pencerahan. Ga kebayang kl aku ga Tafakur, gimana jadinya hidupku dan matiku.. Alhamdulillah aku menghampiri hidayah NYA.

    Salam DBAS
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah ... mari kita bersama mengejar keyakinan ilahiyyah

      Hapus
  2. Iya ya…, kata kuncinya “memasak”. Mana ada nasi bila tidak memasak beras. Mana ada keyakinan bila tidak memasak ilmu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, ilmu yang tidak dimasak tak mengeluarkan rasa sedap ...

      Hapus
  3. Dengan bertafakur qt akan memasak ilmu yg ada di akal sehingga berproses untuk membenamkan dikalbu,. makin sering bertafakur merasa rasakan maka makin terbenam hingga menjadi suatu kesadaran/ keyakinan. Saat kalbu terisi dengan keyakinan keyakinan ilahiyah maka perilaku yg keluar akan selaras dg al-quran. Selama ini ilmu hanya di akal tdk pernah dimasak. Sejak dua tahunan mengenal MT inilah kusadari bahwa ilmu harus dimasak untuk bisa menjadi keyakinan..dan kusadari selama ini msh byk persepsi non qurani dan hrs kuubah menjadi persepsi qurani.. Alhamdulillah sangat mebnikmati proses hijrah ini..

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.