Mutiara Tauhid Renungan #361
BISA ULAR


Siapakah manusia yang tidak butuh harta?
Tidak ada!

Benarkah manfaat harta sebegitu besarnya sehingga demi yang satu ini kadang-kadang orang tega saling bunuh-bunuhan?

Sebenarnya harta itu bagaikan bisa ular, dapat bermanfaat tapi sekaligus dapat juga mematikan.

Ilustrasi ular kobra


“KEBINASAAN UMATKU ADA DI DALAM DUA HAL, YAITU MENINGGALKAN ILMU DAN MENGUMPULKAN HARTA,” demikian pernah disampaikan oleh Nabi kita yang mulia 14 abad silam.


Gambar:https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net

2 komentar:

  1. Dulu waktu aku masih belum kenal diri.. Harta itu segalanya... Ga punya duit stress, ga bisa beli sesuatu yg lagi ngetrend gelisah... Uang adalah segalanya...

    Setelah Tafakur...
    Setelah mantap dengan TUJUAN
    Setelah kenal diri
    Setelag kenal Allah
    Baru sadar, kl Harta/uang bukan segalanya...
    Ketika Allah mwnguji aku dengan "zero income" alhamdulillah aku ga galau, ga stress..
    Aku melihat yg tersirat, ini adalah Ujian2NYA...
    ketetapanNYA selalu baik. Baik yg bisa membawa aku ke Surga.
    Allah tidak pernah menganiaya hambaNYA...
    Semua yang datang dariNYA tidak Ada yg buruk.
    DIA membuka mata hati ku dengan kesadaran.

    Dengan selalu Pegang TUJUAN
    Aku bisa fokus dijalan yg dihamparkanNYA.
    Ketika ga Ada yg dimakan, aku bisa bersabar.
    Ketika Ada makanan aku bisa bersyukur.
    Ternyata Bahagia itu Ada didalam Jiwa.. Dan Bahagia itu immaterial.

    Selalu Pegang TUJUAN
    Selalu kedalam diri
    Fokus, Konsisten dan Sungguh2 meyakini keyakinan-keyakinan ilahiyyah.. supaya aku mampu merasakan Nyaman Dan Tidak Nyaman dengan Rasa yang sama.

    Salam DBAS
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
  2. ketidak nyaman dan nyaman itu sudah tidak ada ketika iam the soul, ketika masih memandang dengan pandangan manusia dijamin galau, tapi bila menggunakan PandangaNYA yaitu pemberian yg paling berharga melihat dengan mata hati tentu akan berbeda sangaaaat jauuuh, gunakan dengan mata hati, karena Alloh Tak bisa dilihat Dengan pandangan mata biasa, al anam 103, 104

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.