Mutiara Tauhid Renungan #205
MELUMPUHKAN NAFSU BURUK

Bagaimanakah caranya agar nafsu buruk menjadi lumpuh?

Mari kita belajar dari alam.
Ikan hiu yang galak ternyata menjadi lemah bila media tempat hidupnya yang semula air laut diganti dengan air tawar.

Saatnya menyadari …, untuk membuat nafsu buruk tak berdaya ubahlah keyakinan lama dengan keyakinan yang Qur’ani.


Coba saja rasakan, bila keyakinan yang semula “marah manusiawi” dirubah menjadi  “marah akan membuka pintu neraka” niscaya nafsu amarah akan sulit menyeruak ke luar.

SELAMA KEYAKINAN  YANG TERTANAM DI DALAM KALBU TIDAK ISLAMI, MUNCUL-NYA NAFSU BURUK HANYALAH SOAL WAKTU SAJA




Gambar:www.pixabay.com


9 komentar:

  1. Sebelum Tafakur keyakinan "marah manusiawi" itu ada dalam diriku... Jadi kl memang harus marah, ya loos aja gitu marahnya.

    Setelah Tafakur dan membenamkan kesadaran, belajar menenangkan nafsu buruk, Alhamdulillah aku berproses utk menambah kemampuan kalbu. Alhamdulillah sekarang anak2 bisa bilang "udah ga pernah dengar suara petir ibu"

    Tetapi bbrp waktu lalu aku marah lagi Pak, karena sesuatu Hal.. aku menyesaaal Pak.. rasanya apa yg aku upayakan dlm berproses hilang semua. Aku "mikir" kemana TUJUAN aku, kemana semua keyakinan-keyakinan ilahiyyah yg sdh membenam.. koq karena persoalan kecil itu aku harus marah. 😅😅😅

    Sekarang Jiwa ini masih merasakan penyesalan itu. Aku menyesal aku sdh zalim sama Anak. Dan itu Masih terbawa... Masih mengganjal...
    Ternyata kemampuan aku masih sediiiikiiit banget.

    Aku share dgn facilitator minta pencerahan . Aku tetap berproses, aku kembali Pegang TUJUAN, kembali kedalam diri... Fokus dan Terus mengolah rasa, membenamkan keyakinan-keyakinan ilahiyyah supaya sadar kl marah itu membuka pintu Neraka.

    "polesanNYA" 24 jam... Harus never stop tafakur, harus "mikir" harus punya perisai supaya ga terkontaminasi dgn keyakinan yg non Qur'ani.
    Karena ketika aku marah, aku menyesal, aku merasakan melihat Akhirat dan aku antri di pintu Neraka hik hik hik😅😅😅

    Mohon pencerahan nya Pak...
    Terima kasih

    Salam DBAS utk semua Sahabat Jiwa
    Never Stop Tafakur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan relakan "kebodohan" orang merusak kalbuku ...

      Hapus
    2. Iya Pak.. ternyata kalbu aku masih men-dua, men-tiga, belum 100 % satu TUJUAN... Aku harus berproses... Berproses membuat Dan merapatkan perisai, supaya aku ngga terkontaminasi dgn "kebodohan" org utk merusak kalbuku.

      Hapus
  2. Iya ya..., perjuangan untuk melumpuhkan nafsu ternyata bukannya dengan latihan-latihan pengendalian nafsu

    BalasHapus
  3. Iyaa yah..bagaimana agar nafsu buruk gak eksis lagi??

    Jadi,kalbu ini mutlak harus pencerahan terus.. Karena kalbu ini "lemot", tdk secerdas akal..jadi perlu banget pengulangan2 spy terasa..& semakin membenam, baru bisa jadi keyakinan Qur'ani.

    Diulang2 terus sama Allah spy "aku" bisa perubahan.
    Kalau tidak, perilaku "kebinatangan" itu akan mudah muncul lagi ke permukaan.

    Allah tau perilaku buruk itu yg menghalangi manusia ke surgaNYA.

    BalasHapus
  4. Apakah semua keyakinan lama harus dirubah pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya nggalah, keyakinan lama yg sdh Islami jangan dirubah ya …

      Hapus
  5. Betul sekali,, bila kita tdk rela merubah keyakinan kita menjadi keyakinan Qurani Nafsu buruk hanya soal waktu saja,, dan Aku mengalami itu, ternyata Tafakur yg selama ini aku lakukan baru sebatas pemahaman akal saja Y Alloh betapa bodohnya jiwaku ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. keyakinan Qur'ani yang ngebuatnya adalah yg membuat manusia, jadi pasti benernya

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.