Mutiara Tauhid Renungan #139
DIA YANG TAK PERNAH TIDUR



Allah tak pernah tidur ataupun tertidur.

DIA selalu terjaga mengurus anak-anakNya yang saat ini sedang berkelana di dunia.

Begitu hati-hatinya DIA menjaga anak-anakNya itu sehingga DIA tak mau melepaskan jubah asmaul husna-Nya walaupun hanya sedetik.

Sayang ya, walaupun sudah begitu all out masih saja ada anak-Nya yang bengal.

Semoga itu bukan aku, cukuplah Abu Lahab dan Abu Jahal saja.

KETIKA ALLAH MENETAPKAN SUATU KEPUTUSAN, DIA TAK PERNAH SEKALIPUN MENANGGALKAN JUBAH KASIH SAYANG-NYA







Gambar:All-free-download.com

25 komentar:

  1. Salam Bapak....
    Ternyata benar... semakin terasa yg membaca, yg mendengar, yg merasa adalah kesadaran yang ada dalam kalbu...

    Dulu... rasa ini tak bergeming saat mendengar asmaul husna di lantunkan...
    Tak mengerti bahwa DIA yg tak pernah tidur mengurusku, mengatur seluruh alam raya dan segala isinya...

    Kini... rasa malu, rasa takut, rasa takdzim dan rasa syukur terasa menggetarkan...
    Alhamdulillah Alhamdulillah...

    Ternyata DIA lah yg menetapkan segalanya untukku saat aku berada dalam koridorNya...
    Karena kasih dan sayangNya...
    DIA perkenankan apa yang aku butuhkan agar semakin menyadari siapa diriku, untuk apa aku di perjalankan dan akan kemana aku menuju...
    Agar aku semakin menyadari untuk menjadi sebaik baiknya manusia...
    Hanya dengan kesadaran ini baru terbaca,
    KETIKA ALLAH MENETAPKAN SUATU KEPUTUSAN, DIA TAK PERNAH SEKALIPUN MENANGGALKAN JUBAH KASIH SAYANG-NYA

    Yaa semua menjadi terang karena jiwa ini mau bertafakur...

    BalasHapus
    Balasan
    1. DIA sudah all out bgmn agar manusia yg bisa "berpikir" ini dapat mengerti siapa diri sejatinya, namun manusianya masih enggan "berpikir"

      Hapus
  2. SURGA YANG TIDAK DIINGINKAN

    Allah dapat melakukan apapun kecuali satu hal . Dia tidak dapat memberhentikan kasih sayangnya pada manusia. Saking sayangnya, Dia tidak pernah tidur menjaga diriku agar selalu berada di koridornya. Dihujani diriku dengan keputusan dan ketetapan-Nya agar aku masuk surga.

    Tapi kenapa aku tidak bisa menerima keputusan-Nya ?.. Aku tolak mentah-mentah ketetapan-Nya apalagi bila tidak sesuai dengan keinginan ego.

    KARENA AKU BELUM YAKIN, ALLAH IKUT CAMPUR DALAM KEHIDUPANKU AGAR AKU MASUK SURGA. Atau jangan-jangan sebenarnya AKU TIDAK INGIN MASUK SURGA.#talktomyself.hidupDBAS

    BalasHapus
    Balasan
    1. dugaan bang Desmi ada orang yang tak mau masuk surga nampaknya benar,
      mereka lebih ingin berbuat baik pada sesama,
      mereka lebih ingin banyak bermanfaat bagi manusia lain,
      ataupun mereka lebih ingin dekat pada-Nya

      Hapus
  3. VNA Feby:
    Sebegitu all out nya Allah berupaya untuk ketaatan aku..
    Kini.. Aku yg bercermin diri ,, apakah upaya ku juga sama seperti DIA ??
    Mengapa masih ada rasa yg walaupun itu setitik tp itu noda yg terlihat jelas merusak jiwa..

    Berarti, terlihat bahwa aku belum sama upayanya dengan DIA..

    Dengan kasih & sayangNya DIA selalu menuntun aku untuk kembali pada koridorNya..
    Terasa..
    Berdarah-darahlah di tujuan..sejati nya hanya untuk menyamakan tujuan aku dengan DIA..
    #selfreminder#

    Salam DBAS

    BalasHapus
    Balasan
    1. nampaknya Allah dan manusia sama2 all out
      Allah all out berupaya menuntun manusia agar kembali pada koridorNya
      sementara manusia juga all out agar tetap dalam egonya

      Hapus
  4. Aku dulu salah satu anakNYA yg Bengal, kadang lbh banyak ga nurut nya kl ditegur. Aku banyak protes dan membangkang...
    Hik hik hik😅😅😅 aku menyesal...

    Alhamdulillah... Setelah aku ikut Tafakur, aku sadar betapa aku telah jauh dari NYA.
    Dengan berproses aku bisa mengenal diriku, bisa mengenal Allah ku. Betapa DIA Maha Rahman dan Maha Rahim. DIA menjaga ku Siang Dan malam...

    Setelah Tafakur, dan mengenal sifat2NYA, aku merasa sprt "anak hilang" yg telah kembali.. Aku datang kepadaNYA, aku masuk kembali kedalam koridorNYA. Aku ingin Taat. Aku ingin mengikuti Aturan Main NYA.
    Sekarang aku sdh punya TUJUAN ..
    Aku ingin mencapai TUJUAN ku DBAS, TUJUAN dimana Allah ku lebih sangat menginginkannya ketimbang aku... Ampuni aku ya Rabb..

    Sekarang aku mantap dgn TUJUAN ku, Sekarang berproses.. berproses utk Selalu kedalam diri.. fokus, konsisten dan sungguh2 berupaya membenamkan keyakinan-keyakinan ilahiyyah... Meyakini semua kebenaran akan sifat2NYA, meyakini semua ketetapanNYA... Agar hidupku bisa selaras dgn KehendakNYA. Aku ga mau meronta.. aku ga mau jadi Abu Lahab atau Abu Jahal kekinian ...

    Sekarang aku ikhlas dan rela dgn PengaturanNYA.. menjadikan setiap ujian-ujianNYA sebagai pemoles jiwa ku... bermuhasabah diri serta memetik hikmah dari setiap peristiwa yg terjadi lalu menjadikan nya sbg pengalaman hidup, maka aku sedang berproses menjadi hamba NYA yg selaras dgn KehendakNYA. aku berproses utk Bisa merasakan nyaman dan tidak nyaman dgn rasa yg sama, berproses meyakini bahwa setiap ketetapanNYA tidak ada yg buruk. Dan Ketetapan NYA sllu Baik, dan itu yg aku butuhkan.

    Aku jadikan masa lalu sbg bagian perjalanan spiritual utk lbh mendekat kan diri kepada Sang Khaliq. Saat ini dan masa depan adalah waktunya mempersiapkan bekal untuk kembali kepadaNYA. Menangguk pahala-pahala didalam setiap UjianNYA, berupaya utk berprasangka baik terhadap Zat Yang Maha Suci. Dan DIA tidak pernah ingkar janji. MasyaAllah... Luar biasa... DIA memang tidak pernah bisa memberhentikan kasih sayangNYA. Dan aku merasakannya...

    Kalau nggak yakin pada janji-janjiNYA dan Kasih sayangNYA, cari lah Tuhan selain Dia..... Astaghfirullahal'adzim.... Takuuut....

    Salam DBAS utk Para
    Pemburu Kebahagiaan
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
    Balasan
    1. DIA memang tidak pernah bisa memberhentikan kasih sayangNYA
      Kalo ini udah keliatan, masa depan cemerlang menanti di depan ...

      Hapus
  5. Iya ya...., begitu sangat besar perhatian DIA padaku agar aku bisa hidup bahagia dunia akhirat

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Maka nikmat Tuhan kamu manakah yg engkau dustakan ....?"

      Hapus
  6. Kayaknya harapan bapak gak terwujud deh,soalnya yang bengal niruin Abu Jahal dan Abu Lahab aku liat makin banyaaaaak......

    BalasHapus
    Balasan
    1. rupanya mas Lukman ini punya kebisaan melihat ke luar ya ..
      hati2 lho .. jangan2 diri sendiri ngga keliatan

      Hapus
  7. Wuihhh...,ini bahasa tinggi,bahasa hati bangeeet.......
    Kalau orang ngebaca ini pakai akal pastilah dia akan mengerenyitkan dahinya.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. yg bacanya pake hati ada juga koq yg 'mengerenyitkan' hatinya ..

      Hapus
  8. Ya Allah, tak mampu aku berucap selain "ampuni aku ya Allah" 😢😢😢

    BalasHapus
  9. Iya ya pak... Ini memperlihatkan hatiku masih bodoh bgt ya... Kok tidak melihat all outnya Allah.... Msh meronta dg keputusan2Nya...

    Ah, tp aku ngga mau bodoh terus... Selamat tinggal kebodohan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga kebodohan itu ikhlas ya mau kita tinggalkan ...
      jangan2 dia maunya nangkel aja sama kita
      ah, ngga ah ..

      Hapus
  10. Assalamualaikum...
    Bapak Permadi yg saya hormati .. punten pak.. mengapa pakai kata "anak2Nya" ... bukankah di Al-Ikhlas Dia berkata bahwa Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dalam Al-Quran Dia juga tidak pernah memanggil kita dengan sebutan anakNya. Bila memakai kata anak .. sepertinya jadi menyerupai dengan agama Nasrani. Maaf bapak sebelumnya. Hatur nuhun ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. he..he..he..
      kalo di Al-Ikhlas dalam arti sebenarnya, tapi kalo dlm renungan ini bukan dalam arti yg sebenarnya (bahasa kiasan)
      komentar mas Fuad Fuadi di atas mungkin bisa membantu mbak Dyna memahami ini
      salam

      Hapus
  11. Insha Allah bisa memahami.. tapi jadi takut mau share . Karena orang awam bisa salah mengerti. Barrakallah Bapak ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh ya mbak Dyna aq ikut nimbrung ..
      menulis itu identik dg melukis
      dari lukisannya bakal ketahuan aliran pelukisnya, apakah abstrak ataukah naturalis
      Gitu juga dari tulisannya kita akan tahu aliran penulisnya
      aq yakin dari tulisan2nya pak Permadi bukan orang fiqh, lebih tepatnya beliau orang makrifat.
      Tulisan orang makrifat jangan diliat pake kacamata fiqh, krn pastilah akan membingungkan. Sama spt lukisan abstrak jangan kita nikmati pake kacamata naturalis, pastilah tdk ada indahnya.
      Nah, setelah disadari pak Permadi orang makrifat, berikutnya kita pasti sadar gak mungkinlah orang makrifat gak tahu surat Al Ikhlas.
      Kalo bgitu, pastilah yg dimaksud pak Permadi dg menyebut kita ini anak2 Tuhan bukan dlm pengertian anak biologis. Gak mungkinlah beliau berpandangan Tuhan punya anak.
      moga2 aq gak keliru nih ....

      Hapus
    2. ya, bener
      Tuhan tidak punya anak, tapi Tuhan punya banyak "anak"
      Kita bukanlah anak ibu kita,
      kita adalah roh yg diciptakan oleh Allah, yg kemudian dititipkanNya pada ibu
      Kita adalah "anak" dari yg menciptakan kita

      Hapus
  12. Ya Allah...Puluhan tahun aku hidup dalam pahit manis kehidupan.
    Dulu kusangka pahit itu saat itu Engkau tidak sayang padaku...dan manis itu saat itulah Engkau sayang padaku. Hidup ku pun mudah gundah gulana.
    Ternyata tidak ya Allah. Sungguh tidak...setelah kumulai 'iqro' kitabullahMu dengan berfikir merasakan menghayati nya...akhirnya kubisa merasakan bahwa Engkau tidaklah pernah melepas jubah kasih sayangMu... kepadaku sedetikpun.
    Kau selalu memberikan apa yang kubutuhkan bukan apa yang kuinginkan.
    Dibalik pahit manis kehidupanku, Engkau berikan apa yang kubutuhkan untuk DBAS ku..
    Maha Suci Engkau Ya Allah, ketetapanMu pasti baik...aku bisa merasakan kebaikan demi kebaikannya sekarang...inilah jubah kasih sayangMu yang senantiasa menyelimuti diriku.
    Alhamdulillah...

    Salam DBAS

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.