Mutiara Tauhid Renungan #141
MENYAMBUT TAMU AGUNG

Pak Jokowi sebagai presiden tak pernah diizinkan berjalan sendiri, kemana pun ia blusukan harus ditemani oleh paspampres.

Demikian juga dengan musibah, kemanapun ia berkunjung tak diizinkan Allah berjalan sendiri. Ia harus selalu ditemani oleh hikmah.

Bila suatu ketika kita kedatangan musibah tapi yang kita sambut bukan hikmahnya, ini tak beda seperti kita kedatangan pak Jokowi tapi yang kita sambut dengan meriah adalah paspampresnya.




 Jangan salah menyambut ah …

KETIKA ALLAH MENGIRIM KETIDAKNYAMANAN, SEBENARNYA DIA BUKAN MAU MENYIKSA TAPI DIA MAU MEMBERI HIKMAH







Gambar:www.dreamstime.com



16 komentar:

  1. ALLAH ATAU SETAN

    Apa yang terlihat pada buah durian , Apakah bentuk yang mengerikan dengan duri2 yg tajam ataukah buah yang lembut ,harum dan sangat manis?

    Bagaimana dengan musibah , ujian ,sakit , apa yang terlihat dari ketidaknyaman tersebut , Apakah yang terlihat , bentuk siksaan Allah atau kasih sayang Allah ?

    Setiap peristiwa selalu dapat dilihat dari banyak sudut pandang. Perbedaan sudut pandang ini diakibatkan karena BERBEDA KUALITAS KALBU . Bisa dirasakan sudut pandang dari kalbu yg berkilau akan berbeda dengan sudut pandang yang berasal dari hati yang kusam .

    Kalbu yang berkilau , sudut pandang yang dipilihnya otomatis sesuai Allah
    Bila kalbu kusam, sudut pandang yang dipilihnya otomatis mengikuti keinginan setan .

    MANA YANG INGIN ENGKAU KORBANKAN , ALLAH ATAU SETAN ? #talktomyself.hidupDBAS

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada yg bilang buah durian itu "ngeri2 sedap"
      mungkin begitu juga ya dg ketidaknyamanan

      Hapus
  2. Balasan
    1. panasaran aja nih, aq banyak baca buku agama dan favoritku ihya ulumuddin
      koq yg aq baca di web ini gak pernah aq temui di buku2 agama karya ulama Islam lainnya ya ...

      Hapus
    2. Tak usah tertarik pada buku karena bagus covernya, ataupun nama besar pengarangnya ..
      yg penting isi buku itu tidak salah, dan dapat membantu aku mencapai tujuanku

      Hapus
    3. setuju pak, tapi pandangan bapak seringkali beda dg pandangan para ulama pada umumnya

      Hapus
    4. he .. he.. he.. buku tafsir juga beda2 kan
      berbeda pandangan boleh2 aja, yg penting tidak bertentangan dengan Alqur'an dan sunnah Rasul
      kalo ada pandangan saya yg bertentangan dg Alqur'an atau sunnah Rasul tolong saya dikoreksi ya ..

      Hapus
    5. setuju pak, ukuran benar bukannya sama dg apa kata para ulama melainkan tidak melanggar AQ dan sunnah Rasul (ulama juga manusia yg tak luput dari kekurangan)
      Sampe renungan #141 ini sih aq belum menemui pandangan bapak yg bertentangan dg AQ atau sunnah Rasul
      tks pak ...

      Hapus
  3. Masha Allah makasih Bapak.
    Dari dulu taunya kalo kena musibah sabar aja. Tapi ga tau gimana caranya sabar, yang jelas sabar terasa sulit sekali. Semoga keyakinan Musibah membawa Hikmah ini semakin terpatri di Qalbu . Sehingga memudahkan aku untuk bersabar ketika musibah datang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar itu kemampuan dari kalbu, layaknya membaca kemampuan dari akal.
      Hanya saja kalo membaca itu merupakan kemampuan akal memadukan huruf2, mk sabar itu kemampuan kalbu memadukan keyakinan2 yg salah satunya adalah ini

      Hapus
  4. Assalamualaikum bapak, 2 hari ini kalbuku sedang me rasa2 sudahkah aku memasak ilmu yg aku dapat menjadi keyakinan yg terpateri didlm kalbu menjadi hakulyakin..? Ternyata...begitu aku dapat sesuatu musibah..yang aku anggap mampu kulewati krn yakin bahwa musibah adalah tanda kasih sayang Allah.. PD banget aku.

    ternyata...begitu aku dapat musibah..aku msh godeg..masih galau...ilmu itu trnyt baru sampai pada pencerahan..aku hampir memutuskan utk menyambut pengawalnya..karena susah banget utk menyambut tamu Agungnya..dlm kegalauan utk memutuskan siapa yg aku sambut..aku ber SA3 ke sahabat jiwaku (mb muli..).
    pd wkt itu kalbuku gelap..semua pencerahannya aku tolak..aku ikuti hasutan.

    Terima kasih ya mb muli..yg sdh mau membantu mencerdaskan kalbu aku.. dengan sharing kpd sahabat jiwa yg tepat..akhirnya aku dapat kesadaran2ku kembali. .yg tadinya aku hampir gagal dlm memaknai arti musibah..Alhamdulillah..aku mampu kembali lg kdlm koridor aturanNya.

    Aku kembalikan lagi kpd Tujuanku..aku tafakuri lagi..waduh..aku sdh salah arah..aku sdh jauh keluar koridor..pada saat sholat aku mohon bantuan Allah..untuk mampu menyelesaiakan ujian2Nya . Aku mau LULUS..aku olah lagi rasa ini..aku tafakur dan rasa2 kalbu aku..karena kebahagiaan hanya ada disini..didlm hatiku..bukan karena mereka atau siapapun..aku olah terus kalbu ini aku ingin menyambut tamu Agungnya bukan pengawalnya..

    Alhamdulillah..terima kasih ya Allah..kau selamatkan kalbu ini kembali kedlm koridorMu dan mampu aku masak menjadi keyakinan yg mengkristal..bahwa aku adalah jiwa..yg harus mempertanggungkan dialam berikutnya..yaitu Alam akhirat.

    terima kasih sahabat jiwaku mb mulii..yg sdh mencerahkan aku dan mengembalikan aku dari penyimpangan2 jalan yg sudah melenceng dari koridorNya.
    terimakasih bapak, mb feby, mas dezmi yg luar biasa tidak hentinya membantu mencerahkan kalbu ini agar terus bersinar...

    salam DBAS ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketika kantong menipis, kencangkan ikat pinggang
      ketika kalbu galau, kencangkan berserah diri ...

      Hapus
  5. Berserah diri adalah kunci utk menyikapi Musibah... Karena sekuat apapun aku menghindar, Musibah pasti datang jua.
    Karena itu sdh ketetapan NYA...

    Sblum Tafakur mendapat Musibah aku rasakan bahwa Allah ga adil, kena musibah dirasa apes...
    Sekarang setelah tafakur, stlah mengenal diri, stlah mengenal Allah... baru bisa merasakan, ketika Musibah menghampiri pasti ada sesuatu yg ingin Allah kasih ke aku... Itu nyata.. Allah memberi hikmah dibalik musibah...

    Banyak hikmah yg aku dapt disaat Allah memoles Jiwaku... Diawal terkaget-kaget... malah kadang keyakinan-keyakinan ilahiyyah yg aku dapat bisa melayang, cuma muter2 aja diatas kepala... Salah arah aku. Aku cuma melihat yg terlihat dgn mata fisik...
    Upaya ku : pegang TUJUAN... Masuk koridorNYA, sllu kedalam diri merasakan pake Jiwa... Fokus.. berproses membenamkan keyakinan-keyakinan ilahiyyah menjadi kesadaran dan kemampuan agar Jiwa ku berkualitas.

    Ga ada satu manusiapun yg luput dari Musibah... Allah memberi Musibah karena DIA ingin aku masuk SURGA.keyakinan Ini yg harus aku benamkan juga.

    Jiwa ku harus yaqin ketika Musibah berkunjung pasti ada hikmah yg DIA antarkan. Sllu ada BantuanNYA ketika aku bersamaNYA, sllu ada campur tangan Allah ketika Musibah menghampiri aku.

    Bener banget kata Mas Desmi, liat Durian jgn liat bentuk Dan kulitnya yg serem, pasti jelek Dan tajem.. Tapi ketika dikupas melihat isinya dan meraskannya pasti ngiler dan nikmat.

    Sekarang aku ga mau tenggelam dalam fakta
    Ga mau nyenter yg udah terang... DBAS bisa terampas... Rugiiii bangeet
    Musibah adalah Pintu Gerbang masuknya Hikmah.. Aku ingin menyambut Tamu Agung, bukan pengawalnya

    Setelah tafakur baru bisa merasakan apa itu hikmah...
    Maka nikmat Tuhan mu yg mana yg aku dustakan... MasyaAllah... DIA benar2 ga mampu memberhentikan Kasih sayangNYA.

    Salam.DBAS Sahabat Jiwaku
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang cara DIA menyayangi kita, seringkali misterius ....

      Hapus
  6. Salam bapak...
    Astaghfirullah..semoga aku ‘tidak salah menyambut tamu agung’ dalam menerima musibah. Jika kutafakuri surat al baqarah (2):269…terasa hikmah adalah karunia tertinggi dari Allah..bukan kesenangan duniawi yang ada di dunia ini. Sangatlah merugi jika yang kudapatkan saat dilanda musibah ibarat digigit tawon hanya dapat bengepnya saja, padahal dibalik itu semua, selalu ada madunya yaitu hikmah. Ketidaknyamanan bukanlah penyiksaan dariNya tapi pertanda kasih sayangNya lewat hikmah kado terindah dariNya. Disaat mendapat kan hikmah hati ini terasa berbunga-bunga karenaNya, dalam rintihan rasa sakit yang mendera aku bisa tersenyum bahagia. Bagaimana aku bisa mendapatkan hikmah demi hikmah...dengan mengasah potensi kalbu senantiasa iada yang lain, hanya lewat tafakur demi tafakur hingga hikmah demi hikmah dapat kujemput. Haturnuhun bapak…haturnuhun sahabat jiwa...
    Salam DBAS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menyambut "pengawal" banyak caranya,
      tetapi menyambut "tamu agung" adakah cara lain selain dengan tafakur?

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.