Mutiara Tauhid Renungan #136
PALING KAYA

Orang yang paling kaya bukanlah yang paling banyak hartanya, melainkan mereka yang paling sedikit keinginannya.

Yuk kita berlomba menjadi orang yang paling kaya …,
sang juara akan mendapat kebahagiaan sementara sang pecundang akan mendapat kegalauan.


CIKAL BAKAL KEGALAUAN ADALAH KEINGINAN







Gambar:www.pixabay.com

16 komentar:

  1. GAGAL FOKUS


    Ternyata aku sudah melakukan kesalahan, fatal (tertipu ) memberikan PERHATIAN dan WAKTU yang sangat besar untuk segudang keinginanku yang jelas-jelas tidak dibawah kendali aku . Keinginan selalu DBAS rupanya baru dibibir saja tersingkir oleh keinginan –keinginan yang tidak bisa menemaniku di akherat nanti . Pantas saja hidupku selalu galau.

    KEINGINAN selalu sehat , duit banyak , karir yang cemerlang , pekerjaan lancar, sembuh dari penyakit, berumur panjang , melihat anak-anak menikah kelak , punya cucu, selamat sampai tujuan. Jelas-jelas keinginan ini didalam genggaman dan tanggungan Allah ( tidak dibawah kendaliku).


    Kini kusadari kesalahan itu . PRIORITAS UTAMAKU YANG KUURUS HARUSNYA KEINGINAN YANG TIDAK DITANGGUNGNYA.


    Hati /kalbu yang bersih , menjadi bertakwa , masuk surga ,DBAS tidak berada dalam tanggungan-Nya. Aku harus punya keinginan untuk mendapatkanya karena semata-mata dibawah kendaliku bukan InsyaAllah.

    Semoga Allah membimbingku dan membantuku untuk selalu fokus dan konsisten dalam mencapainya. hidup DBAS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. awal menentukan akhir
      gara2 di awal salah, selanjutnya jadi salah kaprah deh ...

      Hapus
  2. Iya ya.., keindahan hidup itu lenyap bila tertutup kekecewaan, sementara kekecewaan itu bermula lantaran adanya keinginan

    BalasHapus
    Balasan
    1. punya keinginan sah2 aja,
      tapi kalo udah ada di dlm genggaman Tuhan diinginkan juga jadi ga sah alias kebabelasan

      Hapus
  3. Jadi boleh dong saya punya keinginan punya Alphard, kan Alphard ngga ada dalam genggaman Tuhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. he ..he.. boleh aja sih
      yg jelas bila seorang tukang parkir pengin punya Alphard, tunggu aja teparnya ya ….
      keinginan itu jangan diobral, tapi batasi dengan nurani dan akal sehat

      Hapus
  4. Teorinya sih indah, tapi prekteknya selalu kedodoran.Soalnya manusia kan mahluk yang punya keinginan, baru berhenti punya keinginan kalo dia udah mati

    BalasHapus
    Balasan
    1. keinginan itu jangan dimatikan,
      tetapi dibatasi saja
      sederhana aja koq, yang udah dalam genggaman Allah tak perlu diinginkan lagi

      Hapus
  5. Segala yg bermula dari ego, pasti ujungnya kecewa... Banyak keinginan banyak kekecewaan...

    Sebelum bertafakur keinginan aku banyaaak banget.. kepingin Anak2 sukses, kepingin sehat terus, kepingin punya ini, punya itu... Semua keinginan ku hanya utk jasad. Ketika ga sesuai dgn keinginan, aku kecewa, galau... Menyalahkan org lain... Cari pembenaran : padahal.... Padahal... Padahal... Itu yg keluar... (Bentuk kegalauan)

    Setelah kenal Tafakur semua terbuka... Ternyata aku ga patuh dan ga terima dgn apa yg sdh ditetapkanNYA.... Duuuh... Ampun Ya Rabb...

    Stlah Tafakur, stlah aku mengenal diriku, stlah aku mengenal Allah ku, dan masuk dlm koridorNYA, baru sadar, kl selain aku ternyata Allah juga punya keinginan. Dan yg terjadi sllu keinginan NYA dan itu pasti yg terbaik utk ku.. Dan pasti yg aku butuh kan.

    Setelah Tafakur, Baru punya kesadaran kl "aku /jiwa" ga punya keinginan yg macem2. Jiwa ku cuma ingin damai didunia ga ada rasa khawatir dan di Akhirat pengennya SURGA.

    Sekarang aku sdh punya TUJUAN... Mantap TUJUAN Aku DBAS...
    Upaya aku :
    Sllu pegang TUJUAN, sllu kdlm diri, fokus, konsisten dan sungguh2 berproses membenamkan keyakinan-keyakinan ilahiyyah.. dah yaqin kl Aku Dan Allah punya tugas masing2. Aku..Ikhtiar dan Allah.. hasil... Jadi dah ga pusing lagi ngurus yg sdh dijamin Allah.. ga mau ikut campur.

    Berserah diri diawal... Ikhtiar maksimal jadi apapun yg ditetapkanNYA itulah yg terbaik utk aku dan itu yg aku butuhkan.

    Ini jujur ya Pak... Ketika aku mantap dgn TUJUAN... Otomatis keinginan2 yg duniawi berkurang tuh... Aku berharap bisa menjadi hambaNYA yg kaya Hati... Aku ga mau nanti datang kepadaNYA sbg pecundang.

    Selagi Masih ada waktu... berproses, berproses, berproses...
    Keinginan bukan harus dimatikan, tapi dibatasi, karena keinginan bukanlah satu2nya sbg motivasi.

    Pak disaat aku nulis ini, kakak ku ikut baca, aku dibilang lebay, katanya aku cuma berkhayal Dan Nonsense..
    Astaghfirullahal'adzim... padahal ini keyakinan ku dan kesadaran aku...
    Aku senyum aja, Hehehehe

    Salam DBAS utk para
    Pemburu Kebahagiaan
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo tujuan udah kental, otomatis keinginan tersaring dg sendirinya
      yang diinginkan tinggallah yg menunjang ke arah tercapainya tujuan itu

      Hapus
  6. Assalamualaikum bapak, bener banget pak..aku sdh merasakan betapa banyak keinginan2 yg ujungnya akan menjadikan kegalauan bahkan merasakan kekecewaan kalau keinginan tidak tercapai.
    untk menunjang kepada Tujuan.. agar DBAS, satu2nya yg harus aku prioritaskan adalah menepis keinginan2 dengan fokus pada alam keabadian nanti. menepis keinginan2 bukan berarti tidak mempunyai keinginan..tetapi keinginan sudah bukan prioritas lagi bagiku. Karena sadar dunia adalah permainan dan sementara.

    Tafakur membantu aku untuk menyadarkan bahwa kehidupan akhirat yg kekallah yg harus aku prioritaskan..
    Dengan tafakur, fokus dan konsisten merubah kehidupanku menjadi terang..
    tafakur mampu menyadarkan aku bahwa keinginan itu adalah ego, nafsu serta hasutan yg dapat mengakibatkan DBAS terampas.

    Dengan kesadaran2 itulah aku tidak mau menjadi pecundang​ untuk urusan yg akan abadi. Aku harus kejar dan meraih Tujuan DBAS ku dengan fokus dan konsisten serta memiliki keyakinan2 Ilahiyah yg terpateri didalam kalbu aku agar menjadi amal soleh.
    Karena aku sudah memilih spiritual bagian dari hidupku, maka bagiku yg paling kaya itu bukan yang banyak hartanya. Melainkan yg banyak amal solehnya.
    itulah kaya yang sesungguhnya.

    salam DBAS ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. bila tujuan DBAS udah bulat, tak perlu lagi repot2 berjuang menepis keinginan krn ia akan tertepis dg sendirinya
      di sinilah bedanya orang yg hidup dg tujuan dg orang yg hidup asal hidup (yg penting hidup)

      Hapus
  7. Mengapa begitu pentingnya Laa ilaaha Ilallah.. Begitu ada keinginan, akan ada kebenaran2 yg mengikuti keinginan tsb... Sementara Allah sudah merancang semua kebenaranNya, hanya bagi org yg hanya ingin selaras dg kehendakNya. Hanya dg kebenaran2Nyalah kita bisa meraih DBAS..

    Bagaimana mungkin ngga galau, kl kebenarannya beda dr yg semestinya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. "kebenaran" yg diciptakan Tuhan itu adalah kendaraan yg mengantarkan menuju ke DBAS,
      sementara "kebenaran" yg diciptakan ego adalah kendaraan yg mengantarkan menuju kepuasan nafsu

      Hapus
  8. Salam bapak. Alhamdulillah tercerahkan lagi disini bahwa orang yang paling kaya bukanlah yang paling banyak hartanya, melainkan mereka yang paling sedikit keinginannya. Menurut pengalaman pribadi...banyak keinginan...banyak kecewa...banyak galau.. banyak was2... menurutku...orang yang paling kaya keinginannya hanya satu, DBAS aja... Keinginan yang tidak ada hubungannya dgn DBAS..bisa diskip ga usah dipikirkan karena sdh ada yg memikirkan yaitu Allah...koridorku hanya sebatas ikhtiar..itu aturan mainNya. Misalkan dlm keadaanku yang sakit...banyak keinginan wah dijamin byk galau. Keinginanku untuk sembuh...bisa sempurna bermain dg anak2...bisa kuat olahraga...bisa duduk di lantai dgn ringannya...bisa berjalan dgn seimbang....bisa bergaul dgn byk orang...bisa berorganisasi lagi...dll..wahh capek dehhh..yang ternyata semua keinginan itu semuanya blm dikasih Allah. Hanya ada 1 keinginan..yang bisa kuraih langsung tunai dianugrahiNya....yaitu DBAS...jika kumau 'berfikir'...ga peduli kondisi apapun.... so...never stop 'berfikir' agar menjadi orang yang paling kaya...hingga di alam keabadian. Allahuakbar!
    Mhn klarifikasinya bapak jika ada yg salah.
    Salam DBAS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Janganlah menyuruh diri kita berbuat seperti orang lain, tapi suruhlah diri kita berbuat sesuai dengan kemampuannya. Itulah arti kebijakan bagi diri sendiri.

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.