Mutiara Tauhid Renungan #3
MENGATASNAMAKAN AGAMA





Setelah puluhan tahun aku belajar agama, ternyata apa yang aku dapatkan...???
Aku jadi mahir mengatas namakan agama!
Atas nama Agama, aku sebut kafir saudaraku yang seagama tapi tak mau mendengar omonganku
Atas nama Agama, aku sebut sesat saudaraku yang seagama tapi tak sejalan dengan pemahamanku
Atas nama Agama, aku katakan ....

(ah, pokoknya segala hal yang tidak patutlah dilakukan oleh orang yang beragama)

Tuhan, ampuni aku ya Tuhan
rahmatilah orang-orang yang telah aku "kutuk" dengan mengatas namakan agamaMu.
Gantilah hatiku dengan yang baru .....


Gambar : pixabay.com

15 komentar:

  1. Sebetulnya mudah ya pa, melihat mana orang yang sudah benar-benar islam, atau mereka yang mengaku islam tetapi hatinya masih tunduk pada hawa nafsunya
    Dua sosok mengaku beragama islam ...
    Yang ke satu pemarah, yang ke dua penyabar
    Yang ke satu penghujat , yang ke dua klarifikasi bila merasa ragu
    Yang ke satu gemar menyebar fitnah , yang ke dua lebih gemar menyebar kebenaran
    Saya sudah bisa menebak , yang benar-benar islam adalah sosok yang ke dua, perilakunya mencerminkan bahwa dia orang islam

    BalasHapus
    Balasan
    1. bila ada "sesuatu" di dalam karung, lalu terdengar bunyi "meooong.." pastilah kita bisa tebak, "sesuatu" itu adalah kucing.
      begitu juga bila ada seorang menghujat, sementara di ajaran Islam tidak dikenal menghujat yang ada adalah klarifikasi (tabayun), maka kuatlah dugaan kita penghujat ini pastilah bukan orang Islam
      setuju ngga mas..?

      Hapus
  2. Hati selalu menangis mengingat kebodohan terbesar ini. Belajar agama (rajin lagi belajarnya)...tapi ikut2an, tidak mulai dari keinginan mau bisa jadi apa. Alhasil, banyak perbuatan dosa saya tutupi dgn mengatasnamakan ajaran mulia dari Allah ini. Cukup sudah 'ga mau mikir'nya. Saya kan bukan hewan ternak yang hanya bisa ngikut aja kemana kawanannya pergi.

    Coba direnungkan, untuk apakah ajaran seperti akhirat itu ada, ajal bisa datang tanpa permisi, dalam hidup akan ada selalu setan yg menghasut dan kenyataan bahwa dunia adalah babak penentuan posisi manusia di akhirat kelak....?? Saya hanya berpikir sedikit, repot2 banget Allah ajarin manusia ini-itu. Akankah Allah senang menyaksikan hasil belajar agama saya yg ikut2an?? Tanyalah kepada Dia, manusia ini seharusnya meraih apa dalam hidupnya. Tanyalah kepada diri sendiri. Kamu mau? Sampai mati seperti ini terus..dalam kondisi was2, gelisah?
    Kamu mau? sudah sengsara di dunia, lalu mati masuk neraka???

    Saya saat ini hanya merasa, setiap saat bertemu peristiwa... saya selalu bertanya pd Allah. Ya Allah, kalo saya menghadapi ini, Engkau ingin aku melakukan apa? Ohhh...ternyata sabar, bukannya memarahi. Oh ternyata memaklumi, bukannya menghakimi. Oh ternyata tersenyum saa tertimpa musibah, bukannya manyun...

    Dan Ya Tuhaan... dengan satu pertanyaan itu, pelita yang (masih) kecil ini saya nyalakan di sudut hati, aku  baru nyambuuuung dg ilmu agama. Baru ngeh saya. Bahwa ada keinginan dulu, baru saya butuh ilmu sebagai kendaraan untuk mewujudkan keinginan saya itu. Masalahnya, apakah saya bisa lepas dari kebiasaan lama yg males 'mikir'?

    BalasHapus
    Balasan
    1. masalahnya, relakah kita dibilang lebih sesat dari sapi?
      bila rela, yah .....

      Hapus
    2. oh akuu.. begitulah bila belajar tanpa memiliki tujuan.. punya kendaraan tapi ga tau mau kemana, bahkan ga tau cara menggunakannya. Ampuni aku Gusti.. sapi mati tinggal mati.. tapi aku?

      Hapus
    3. halo dokter Ike, how are you?
      pas banget tuh perumpamaannya, "punya kendaraan tapi ga tau mau kemana" Habis waktu dan tenaga kita tiap hari menggosok mencucinya, capee deh....

      Hapus
  3. I'm better than grateful thanks to Allah and this nurturing each other community (SA3)...*I'm sorry I have to mention thank you to you so much tooo Pak...
    Sangat sangat sangatlah penting mulai dr tujuan. Agar tak sia sia apalagi merugi dalam perjalanan yang super singkat ini.. kebayang bila diakhir waktu belum menentukan tujuan, udah pastilah langsung di rejected oleh Sang Empunya Semesta. Sudah pasti menimbulkan kerusakan daripada perbaikan.

    Jadi ingat si pembunuh 99 itu selamat karna sdh menetapkan tujuan..

    Tanpa tujuan, mana mungkin aku sampai ke tujuan? Galau bangeeddd deehhh..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bila tujuan sudah dikenali dengan baik, kita akan dapat merasakan langkah yang kita ambil ini salah atau sudah benar. Tanpa mengenal tujuan, si penghujat atau si pemarah pun merasa dirinya paling suci. Ah, betapa kacaunya bila tidak mulai dari tujuan ...

      Hapus
  4. Terima kasih SA3-nya Bapak..

    Benar ya Pak.., disinilah pentingnya menyadari..utk apa sih aku belajar agama itu..?
    Agama islam itu terdiri dari kumpulan ajaran2 yg bisa mengantarkan penganutnya selalu Berperilaku Selaras Dengan Kehendak2-Nya.
    Ketika aku sudah belajar agama dan mengaku sbg muslim, seharusnya perilaku aku selalu selaras dgn kehendak2-Nya, tidak ada perilaku menghujat/menghakimi.
    Jadi utk apa ilmu agama yg selama ini di pelajari itu..???
    Waktu dan tenaga habis tak berbuah.

    Kalo sadar ini, berasa.. tergelincirnya pada "kebodohan" ini krn tidak "mikir".
    Manusia diciptakan Allah sempurna, namun lantaran kurang "Berpikir" ( QS. Al-Araf:179 ), derajat manusia terlempar dari kesempurnaannya itu.
    Dimana..kalbu itu..?? masih pantaskah disebut sbg mahluk yg ber-hati..??
    Ampuni aku Ya Allah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sangat benar kata Alqur'an bila tak "mikir" manusia terlempar jadi lebih sesat dari sapi. Pernahkah kita melihat sapi menzalimi saudaranya sesama sapi? Pernahkah kita melihat manusia ..... ah malu ah diterusin, jangan2 itu aku!

      Hapus
    2. Iya Pak.., sebegitu rendahnya aku ini..!!
      Maluu..!! sudah belajar agama tapi perilaku masih tidak selaras dgn kehendak2Nya..
      Bersyukur masih ada celah utk memperbaiki perilakuku melalui metoda tafakur ini.
      Never stop tafakur !! Terima kasih banyak Bapak SA3 renungannya..

      Hapus
  5. Pak permadi byk org khatam quran tp kok klakuany gtu2 aja y....bahkan sblm puasa byasa byk guru agama ustad yg menganjurkan khatam quran dlm 40 hr or 30 hr....entah knp kalbu sy menolak cara sprti itu....seakan akan diksh pertanyaab ke otak sy bgini...."apakah mungkin khatam pedoman hidup dlm wktu hitungan bulan or hri? Rosul aja khatam quran puluhan thn dan berangsur angsur....

    Krn tiap saya kepoin apa yg mereka baca mereka cuman diem aja pak ga ngasih jwban....saya orgny penasaran pak harus sampai ke inti suatu hal biar hikmahny tau....kepo utk mencari hikmah boleh kan ya pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nabi kita yang mulia bersabda, "Seseorang itu belum dikatakan membaca Alqur'an bila kelakuannya belum diwarnai oleh yang dibacanya itu"
      Orang yang khatam Alqur'an tapi perilakunya masih error, bukan berarti sudah membaca Alqur'an. Itu kata Nabi lho, bukan kata saya

      Hapus
  6. Assalamu'alaikum pak Permadi yang disayang Allah...

    Setelah aku rasa rasakan, bener juga ya ... Kenapa baru sekarang aku bisa belajar Agama dengan Fokus dan Konsisten, karena disini di Majelis Tafakuran Mutiara Tauhid ini aku diajarkan mulai setiap kegiatan dari Tujuan .., tak terkecuali belajar Agama juga harus mulai dari tujuan, tanpa mengerti apa tujuanku belajar Agama ini maka ndak akan pernah aku Fokus dan Konsisten .., sehingga sulit bagi aku untuk menjalankan ajaran2 Agama yang kupelajari ... , ya untuk apa ... ?? Wong ndak ada tujuan ... Akhirnya wajar aja kalau aku belajar Agama tapi sikap aku tidak terwarnai oleh apa yang sudah aku pelajari ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagi yang sudah melek tujuan, marilah kita bersyukur. Bagi yang belum, kejarlah dulu ini sebelum belajar lebih dalam lagi..

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.