Mutiara Tauhid Renungan #4
DENDAM

Orang yang semangat menegakkan "'Amar ma'ruf Nahi munkar", tetapi berbekal dendam (bukan berbekal keikhlasan yang lahir dari hati yang bening),

seperti seorang anak kecil memegang belati,

yang dirusaknya jauh lebih banyak daripada yang diperbaikinya.




Gambar : pixabay.com

17 komentar:

  1. Amar ma'ruf nahi munkar bisa menjadi nafsu berjubah ibadah jika berbekal dendam. Semoga bisa mencontoh perilaku seperti rasulullah yang rahmatan lil alamiin. Aamiin. Allahumma sholli alaa muhammad.

    BalasHapus
  2. umat Islam tidak akan gaduh bila masing2 dalam menyampaikan apa yang dirasakannya benar, mengacu sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW yang agung

    BalasHapus
  3. Butuh pengalaman2 hidup (spiritual) utk memahami dan mencapai makna ikhlas yg sebenarnya. Ikhlas yg sdh tdk lg terucap dgn kata2. Tanpa mengalami sndri akan sangat sulit utk mencapai ikhlas yg sebenar2nya ikhlas. Itu menurut yg saya tafakuri selama ini dgn segala kebodohan saya mohon di koreksi kalau tafakur saya salah. Terimakasih.

    BalasHapus
  4. ass mbak Amy, ikhlas itu adalah suatu kemampuan kalbu layaknya membaca adalah suatu kemampuan otak. Ia terbentuk karena adanya interaksi antar keyakinan2 yang tertanam di kalbu. Nah, salah satu yang membentuk keyakinan itu adalah pengalaman langsung. Tapi kita bisa juga memiliki keyakinan tanpa mengalaminya langsung, yaitu melalui tafakur. Karena tafakur adalah mensimulasikan akal dan kalbu seolah2 kita mengalami pengalaman langsung. salam

    BalasHapus
  5. Setuju pak..
    Ikhlas itu sama seperti sabar, berserah diri, taat.. adalah kemampuan kalbu..
    Hanya dapat diraih jika punya keyakinan2 yg banyak yg dpt melahirkan kemampuan itu.. memang tidak mudah.. krn ada nafsu atau ego..
    Hanya dengan tafakur..nafsu bisa tidak langsung muncul..itu yg saya rasakan.. dengan melihat.. mendengar..olah rasa..meraih kesadaran.. mohon koreksi nya pak.. terima kasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes!
      Sayangnya sekarang ini orang banyak yang belum ngeh kalo sabar, pasrah, ikhlas, berserah diri, dllnya itu adalah suatu kemampuan, yaitu kemampuan kalbu bukannya kemampuan otak.
      Padahal karakteristik dari kemampuan adalah ia tidak pernah datang dengan sendirinya, tapi harus diraih. Tafakur itu kan "alat" untuk meraih kemampuan kalbu, seperti sekolah adalah "alat" untuk meraih kemampuan otak

      Hapus
    2. Betul pak..
      Karena hanya dgn kalbu aku bisa merasa-rasakan, sampai akhirnya terasa, terlihat, terdengar & terbaca ayat2 Allah ini...
      Kalau otak bisa nya menyerap ilmu,mengkritisi..
      Makanya.. selama ini gak nyambung ya pak.. mau sabar, ikhlas , gak dendam.. tp yg diisi akal aja, kalbu nya gak pernah dipakai.. wajarlah..jd semakin gelap, gak bisa merasakan nikmat & karuniaNya..
      Spiritual dipakai untuk kesenangan, bahaya bangettt...tersesat yg sebenarnya.

      Hapus
    3. kesenangan mah ngga bisa didapat dengan Keyakinan Ilahiyyah, bisanya pake duit ya kan..?
      Orang kalo tujuannya mencari kesenangan ngga cocok kalo belajar spiritual, alias ngga nyambung

      Hapus
    4. Iya pak..setuju..
      Balik lg ke tujuan , belajar spiritual untuk apa ? Akan gak nyambung klo tujuannya bukan untuk Dunia Bahagia Akhirat Surga..
      Hanya di MT setiap memulai materi selalu diingatkan oleh tujuan..
      Terasa belajar agama memang berjenjang ya pak.. kalau tujuannya belum kental apalagi belum ada, mengikuti materi selanjutnya akan gak nyambung..
      Alhamdulillah,, saya sangat terfasilitasi dengan metoda tafakur & ditambah lg dengan Bapak membuat blog ini, memfasilitasi untuk jiwa mengentalkan tujuan..
      Alhamdulillah 1000x..

      Hapus
  6. Pak, dendam itu bisa beraneka macam kemasannya ya. Kemasannya 'aku mau menyampaikan kebenaran pd anak' Tp pas dibuka, yah ternyata itu dendam. Karena sebenarnya saya sebel sama perlakuan anak kepada saya...jadinya dia hrs diberi tahu nih kebenarannya. Pantes jadinya 'gaduh' karena motivasinya bukan terlahir dari hati yang bening dan jujur mengabdi. Bodohnya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. bersyukurlah..., mbak hatinya masih ada..

      Hapus
  7. Dendam itu cara meredamnya sangat sulit kalau keyakinan yg kita miliki masih sedikit.Ini kudu pakai olah rasa untuk menghilangkan dendam itu. Kalau sdh dicoba dan dirasa dng penuh keyakinan maka dengan menghilangkan dendam hidup akan jadi lebih nyaman tanpa beban. Dendam hny akan merusak dan menodai jiwa.Awal agak sulit melakukannya tapi setelah dicoba dan dibiasakan menghilangkan dendam itu, hasilnya adalah suatu kenikmatan bagi jiwa yg tdk bisa dibandingkan dengan apapun. Ini saya alami berdasarkan learning by doing. Mohon koreksi bila keliru pak....semoga saya bisa cpt memperbaiki diri sesuai koridor yg benar

    BalasHapus
  8. Semakin terasa..penting banget ya memahami mendalam.. : yg dimaksud Meneladani Rasulullah SAW itu seperti apa..? Dari mana memulainya..? knp satu2nya manusia yg diteladani Rasul ? mampu atau tidak meneladaninya ? apa yg di teladani ? bgmn meneladaninya ?
    * Jika itu disadari..selanjutnya akan terasa..kekentalan keinginan aku utk selalu berperilaku selaras dgn kehendak2 Allah sangat dipertanyakan.
    * Karena semakin kental keinginan berperilaku selaras dgn kehendak2-Nya..otomatis semakin kental juga dalam meneladani Rasul.

    * Pembenaman diri :
    * keyakinan non qur'ani :
    1. Orang bisa aku robah
    2. Semua orang harus sesuai dgn keinginanku
    3. Di dunia ini tidak akan ada yg mengganggu/mendzalimi.
    4. Marah itu manusiawi, sabar itu ada batasnya.
    5. Berbeda pandangan/paham, sesat! Labrak!
    6. Kebenaran itu harus disampaikan dan orang harus nurut
    7. Kebenaran akan diterima kalo dgn kekerasan

    * keyakinan Rasulullah SAW :
    1. aku tidak bisa merobah manusia lain, yg bisa kulakukan hanya menyampaikan. perobahan setiap diri hanya akan muncul jika dia "mikir".
    2. aku tidak bisa mengendalikan orang/faktor luar, krn semua itu di luar kendali aku.
    3. Didunia ini pasti akan di uji, dan pasti akan di hasut oleh "setan".
    4. marah membuka pintu neraka, sabar tidak ada batasnya.
    5. Jika tidak ingin tersesat, peganglah 2 hal : kitabullah dan Sunnahku. Kebenaran bukan utk di perdebatkan, tapi utk dipilih.
    6. Ikhtiar menyampaikan kebenaran utk kebutuhan aku, bukan spy orang nurut. Hasil adlh Tugas Allah.
    7. Kebenaran2-Nya ditujukan utk hati, menyampaikan kebenaran akan efektif dgn kelembutan. Menyampaikan kebenaran dgn kekerasan justru akan menimbulkan kekerasan baru ( krn manusia punya pertahanan diri ).

    * Selama ini banyak kekeliruan2 diri dalam berperilaku, merasa sudah benar berperilaku selaras dgn kehendak Allah, padahal tidak selaras dgn kehendak2 Allah.

    * Hati dendam, menyampaikan kebenaran dgn kekerasan, semua itu tidak akan muncul jika rela mengganti ky2 non qur'ani menjadi ky2 Qur'ani seperti yg dimiliki dimiliki Rasul. Bahkan.. nuansa bgmn Rasulullah berperilaku akan selalu terbawa..

    * Benar ya Pak..Islam yg Rahmatan Lil Alamin..bukannya tersiar..malahan tercemar.. dan Terjadi kegaduhan..karena saat Amar Ma'ruf Nahi Munkar tidak mengacu sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW yang agung...
    Terima kasi SA3 Tafakurannya Bapak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejarah mencatat, Islam tidak pernah dapat dirusak oleh lawan, Islam rusak akibat kelakuan penganutnya sendiri terutama oleh mereka2 yang berasal dari "golongan sesatiyah"

      Hapus
  9. Pak , apa yang bapak maksud dengan "golongan sesatiyah" itu ?
    Apa kaya Muhammadiyah yang lebarannya seringkali beda dengan pemerintah, atau kaya NU yang kalo sholat pake usholi? tolong jelasin ya pak, saya baru denger ada golongan sesatiyah

    BalasHapus
  10. Wah..wah..wah.. Muhammadiyah, NU "golongan sesatiyah"??? Tentunya ngga dong ... Itu hanya istilah yang diberikan pada orang yang punya hobi memvonis sesat pada orang lain yang beda pemahaman dengan dirinya. Lawannya adalah "golongan tabayuniyah" ( ini kata saya aja lho .. he..he..he.. )

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.