Mutiara Tauhid Renungan #8
APA YANG AKU INGINKAN ?


Alqur’an dan sunnah Rasul adalah pedoman hidup, yang berisi kumpulan dari ajaran-ajaran.

Sekarang ini kita banyak sekali disuguhkan tawaran mengenai “tujuan hidup” yang antara lain :
1.      Banyak bermanfaat bagi manusia lain
2.      Dekat dengan Allah
3.      Mencari ridha Allah
4.      Dunia Bahagia, Akhirat Surga
5.      Pasrah
6.      Tawakal
7.      Bersatu dengan Tuhan
8.      Dan lain-lain

Lalu bagaimana memilihnya?
Sebenarnya ngga ribet-ribet amat sih, pilih aja yang paling banyak didukung oleh ajaran-ajaran Alqur’an dan sunnah Rasul.

Misalkan ajaran Alqur’an dan sunnah Rasul ada 100,
Nah semakin banyak ajaran Alqur’an dan sunnah Rasul yang nyambung dengan tujuan hidup yang kita pilih itu, maka semakin baik pula pilihan kita.

Tapi bila tujuan hidup yang kita pilih itu misalnya hanya didukung oleh 10  ajaran Alqur’an dan sunnah Rasul, nah saatnya kita “mikir” kembali…


Gambar : pixabay.com

22 komentar:

  1. Surga hanyalah motivasi tp tujuan puncaknya adalah menggapai ridha Allah. Ketika aku taat hanya utk mendapatkan surga disitu aku merasa surga semakin jauh dariku. Ketika aku taat karena takut neraka justru disitu aku merasa berada di dalam neraka. Sangat menyiksa dan ketakutan yg luar biasa. Saya bingung hrs bagaimana berhari2, sebulan dua bulan siksaan itu terus aku lewati tanpa seorangpun dpt memberikan jawaban kenapa dan harus bagaimana. Saya berfikir pasti ada yg salah dgn ketaatan yg saya lakukan. Saya memohon saya berdoa saya menangis tetap saja saya dalam kebingungan. Akhirnya saya menyerah tak kuasa lagi utk bertahan. Tanpa sengaja terlintas dlm pikiran kalau saya menginginkan Allah ridha kepadaku maka aku jg seharusnya ridha dgn apapun ketetapan-NYA. Yaahh itu jawabannya persis ketika membuka lembaran alquran satu ayat pertama yg lngsung terbaca "ridha lagi diridhai" Subbahanallah maha benar Allah dgn segala firmanNya. Teringat cerita nabi Ibrahim bahkan api pun bisa menjadi penyelamat ketika Allah meridhai hambaNya. Allah ada di dlm jiwa buatlah Dia selalu tersenyum semampu kita dgn selalu taat tanpa berharap imbalan. Mohon dikoreksi kalau ada salah2 dlm berproses karena keterbatasan dan kebodohan saya yg msh sangat jauh dari kepahaman ttg ilmu agama. Terimaksih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dunia Bahagia Akhirat Surga adalah suatu keinginan yang tak mungkin terwujud bila Allah tidak ridho. Tidak terlarang mengharapkan imbalan dari ketaatan. Memang bila maqom sudah tinggi tak terbersit sedikitpun harapan dari ketaatan. Bagaimana mungkin akan mengharap bila sudah haqulyakin DIA tak ingkar janji? Bukankah DIA sudah berjanji akan memberikan DBAS kepada orang2 yang taat padaNya dan RasulNya?

      Hapus
    2. Mohon maaf dgn segala kebodohan saya pak permadi. Mungkin agak sedikit berbeda persepsi. Mohon dikoreksi kalau saya salah. Allah pasti akan membalas sesuai amal perbuatan kita. Seandainya saya berharap keadilan Allah utk diri saya, i must be nothing at all. Saya pasti bangkrut sebangkrut-bangkrutnya. Karena walaupun saya habiskan seumur hidup saya utk beribadah hanya kpd Allah tak kan mungkin semua jerih payah saya dapat membayar semua rakhmat dan karuniaNya yg begitu tak terbatas sedangkan pengabdian saya ibadah saya amal soleh saya pasti sangatlah terbatas dan sangat jauh dari nilai baik karena banyaknya amalan yg cacat. Saya berfikir terus, bahwa kebahagiaan itu adalah hasil dan itu adalah bagian Allah. Bagian saya hanya taat taat dan taat tanpa ikut campur dgn hasil ketaatan saya. Banyak sekali materi2 tafakur yg sangat mencerahkan dan menuntun bagaimana utk memiliki kemampuan utk bisa taat dan apa saja yg harus dilawan/ditundukkan. Alhamdulillah puji syukur kpd Allah sdh mempertemukan saya dgn majelis tafakur asuhan bapak. Terimaksih.

      Hapus
    3. memang taat adalah segala-galanya, semua meteri tafakuran bermuara pada ketaatan (UUT). Dan Allah banyak berjanji untuk orang2 yang taat kepadaNya. Dan Allah tidak ingkar janji. Salah satu janjiNya, DIA akan memberi kebahagiaan kepada seseorang tapi syarat dan ketentuan berlaku, yaitu bila orang itu taat kepadaNya. Jadi gampangnya : taat aja deh, biarkan Allah menunaikan janjiNya

      Hapus
  2. Assalamualaikum bapak Permadi,
    Memang beragam tujuan hidup tiap manusia, yang terpenting dalam hidup ini. Buatku perbedaan itu indah. Seperti yang bapak sebutkan diatas, Banyak bermanfaat bagi manusia lain, Dekat dengan Allah, Mencari ridha Allah, Dunia Bahagia Akhirat Surga, Pasrah, Tawakal, Bersatu dengan Tuhan. Jika Ujung-Ujungnya membawa kepada ketaatan pada Allah swt, semua akan membawa kebaikan di dunia dan di akhirat.

    Jika ditanya pilihan pribadi, aku memilih Dunia bahagia Akhirat Surga. (2:201, 11:108). Karena di dalamnya terdapat semuanya (all in one) dan parameter keberhasilannya bisa terukur di dunia sebagaimana yang termaktub didalam janji Allah QS 2:38, subhanallah. Betapa Maha Baiknya Allah, memberikan rasa bahagia bila taat padaNya dan kebalikannya rasa was-was gelisah bila membangkang padaNya. Jujur, jika memikirkan pantaskah aku di surgaNya? malu rasanya. Namun kutak sanggup juga ke nerakaNYa. Saya bersyukur sekali banyak janji-janji Allah yang bisa dirasakan di dunia dan kongkrit dihubungkan dengan DBAS. Saya tidak menampik siapa yang tidak mau dekat dengan Allah, mendapat ridho Allah, dan semua keindahan bersamaNya, dan ujung-ujungnya nikmat bahagia ditunaikanNya di dunia, subhanallah. Saya juga bersyukur saat dijewer Allah diberi rasa was-was saat keluar aturan mainNya sehingga lebih mudah kembali ke koridorNya.

    Bapak, bolehkah saya berfikir surganya jangan difikirkan yang penting perbanyaklah tafakur agar momen bahagia di dunia semakin panjang, otomatis surga pun nanti didapatkan karena itu adalah buah dari apa yang saya lakukan di dunia.
    Bolehkah saya berfikir bahwa ridho Allah itu didapatkan disaat hati kita bahagia bersama Allah?
    Bolehkah saya berfikir bahwa saat dekat dengan Allah itu hati kita bahagia tiada tara tak ternilai harganya?
    Bolehkah saya mengatakan, Subhanallah memang Islam itu terukur dan kongkrit?
    haturnuhun bapak, maaf jadi panjang. mohon klarifikasi bapak jika ada yang perlu dikoreksi atas sinergi saya ini.
    jzkk,
    Wassalamualaikum ww

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Berfikir" itu perlu modal. Nah, berangkatlah dengan modal "DIA tak mungkin ingkar janji"
      Mengenai "rasa indah" yang muncul, itu hanyalah dampak saja, jadi bersyukurlah

      Hapus
    2. Subhanallah...benar pak...modalnya saya harus punya keyakinan DIA tak mungkin ingkar janji. Jumbo sekali..haturnuhun. Semoga bisa banyak bersyukur padaNya atas "rasa indah" ini dengan melakukan apa-apa yang disukaiNya. aamiin. Baru saya sadari ternyata ini dampak...bukan tujuan.

      Hapus
  3. Di sisi lain, saya jadi ngga 'asal' lagi mengajak2 orang untuk mendalami spiritual (agama). Ajaran agama itu kan untuk mendukung terwujudnya keinginan. Pastikan dulu hasrat aslinya orang ini apa. Mudahnya lepas dari sikap sotoy dan maksa dengan kesadaran ini. "Ya kamu benar kalau merasa agama itu tidak aplikatif, karena memang ngga nyambung dengan keinginan bisa sebanyak2nya bermanfaat bagi sesama." Dari dia justru saya mendapatkan... betapa sangat aplikatifnya ajaran agama itu utk mewujudkan DBAS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitulah semua berawal dari tujuan, karena itu sebelum menemukan keinginan apa yang ingin diwujudkan jadi kenyataan dengan mempelajari agama langkah akan meraba2 seperti orang buta kehilangan tongkat

      Hapus
  4. bener banget pak nentuin tujuan, karena aku sdh terlanjur ada di dunia dan kemana nantinya aku yang sejatinya adalah jiwa akan melanjutkan perjalanan.berjuang berdarah darah di TUJUAN.

    BalasHapus
  5. alhamdulillah ... alhamdulillah terima kasih ya pak, setelah mengenal #tafakur #mutiaratauhid saya akhirnya tau apa yang saya inginkan, akhirnya saya tau siapa saya.. apa tujuan hidup saya.. saya harus bagaimana ... memang belum kental semuanya tapi rasakan beruntung sebelum tiba waktu bertemu denganNYA saya d beri kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

    seperti baru hidup.. semua melihat dan mengenal, siapa saya dan siapa Tuhan saya. walaupun berdarah2 saya lebih siap untuk bangun dan berdiri mengejar ketinggalan jauh dr hidup yang sesungguhnya..

    walaupun sakitnya melawan diri tapi lebih aman ketika saya berpegangan dengan AlQuran dan Sunah Rasul, bahagia ada sudut pandang yang Aman setiap saat yakni Al Quran dan Hadist

    bukan hal mudah untuk saya rela melihat cermin tentang cacat diri tapi harus karena kl g mau lihat cermin gimana saya mau berubah.

    mohon d luruskan bila ada persepsi saya yang salah pak.

    trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya mempelajari spiritual itu lebih mudah dari mempelajari matematika. Saya bisa ngomong gini, bukan untuk nyeneng-nyenengin tetapi karena keduanya saya pernah alami. Yang membuat spiritual itu terasa sulit karena mempelajarinya tidak secara berjenjang. Sebetulnya sih semua ilmu juga kalo cara belajarnya tidak berjenjang (loncat-loncat)pastilah terasa sulit

      Hapus
    2. apa dasar yang harus saya pelajari untuk berlajar spiritual pak ?

      Hapus
    3. yang paling dasar adalah tahu bhw spiritual adalah kendaraan untuk mewujudkan keinginan agar menjadi kenyataan. Nah, sudah tahukah keinginan apa yang ingin diwujudkan mengapa belajar spiritual?

      Hapus
  6. Yg saya rasakan pak.. setelah mengikuti majelis tafakur ini..

    Benar... terasa sekali..

    Harus punya hasrat dulu.. baru bisa memilih di awal..
    Pilihan ini tergantung tujuanku..
    Kalau belum memilih , untuk apa belajar banyak2 ajaran agama ??
    Jadinya hanya koleksi saja..memperbanyak pengetahuan saja..
    Padahal .. waktuku di dunia ini tidak lama..
    Kalau belum milih, sama saja aku membuang-buang waktu.. yg sejatinya waktu ini adalah modal aku di dunia..
    Ajaran-ajaran agama ini sbg kendaraan untuk cepat sampai tujuan.. dan tujuan puncak nya adalah di dunia aku bahagia (tidak ada rasa khawatir, gelisah, bersedih hati, was-was) & berlanjut sampai SurgaNya yg kekal..

    Ajaran baru bisa dipakai setelah aku menentukan tujuanku mau ngapain & mau kemana..

    Jadi selama ini kenapa ajaran2 agama terasa hanya jd ritual saja ??
    Karena aku belum memilih,gak punya tujuan..
    Ternyata selama ini yg aku kejar hanya "fatamorgana" ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. subhanallah ... ternyata sudah paham ya ... alhamdulillah 1000x

      Hapus
  7. Kalau ditanya apa yang aku inginkan, sekarang mantap menjawab : DBAS.
    Tapi dulu? Enggak tau. Untuk apa hidup aja gak tau. Taunya untuk tumbuh dari bayi, balita, remaja, dewasa, menikah - punya anak, tua dan mati. Hidup ini ujian hanya kata-kata penghias bibir.
    Saat pertama saya mau ikut tafakur, karna terpikir terus : katanya saya beragama islam dengan kitab sucinya Al-Qur'an, tapi apa yang Al-Qur'an katakan untuk saya lakukan?
    Saya coba baca, gak ngerti karna saya gak bisa bahasa arab. Saya coba baca terjemahannya eh tetap gak ngerti. Heran padahal itu bahasa Indonesia.
    Hingga pertanyaan itu selalu mengganggu : apa isi Al-Qur'an? Saya disuruh apa oleh Allah?
    Alhamdulillah setelah ikut tafakur di Mutiara Tauhid, semua terjawab. Dan anehnya saya bisa paham saat membaca Qur'an (tentunya yang bahasa Indonesia, yg bahasa arab tetap aja gak ngerti).

    BalasHapus
  8. Dahsyatnya bertafakur.
    Beribu maaf Pak..itu sy buat judul. Krn duluuu seblm saya ikut tafakur,saya merasa hidup itu ribet dan pelik. Setiap hbs ikutan pengajian atau majlis taklim laahh tambah bingung. Ternyata pakai al quran nya salah kaprah, pak. Melalui tafakur Mutiara Tauhid....benar.2 semua jalan terbuka bahwa yg saya lakukan selama ini hny sebatas di akal...kalbunya blm nyangkut. Dengan..mikir..mikir..olah rasa...olah rasa....melalui tafakur itu benar.2 jalan menuju DBAS impian setiap orang. Jadi di tafakur ini semua pertanyaan dalam hidup terjawab completely....dahsyatnya bertafakur....apa jadinya jiwaku tanpa bertafakur.....Allah Maha Besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebenarnya manusia dari sononya memang seneng "mikir" tapi karena ada portal yg belum kebuka jadinya terhalangi
      alhamdulillah ...

      Hapus
  9. Assalamualaikum bapak apa yg dimaksud bersatu dengan Tuhan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wls, "bersatu dengan Tuhan" pengertian gampangnya melebur jadi satu dengan Tuhan. ada yg menganggapnya peribaratan, tapi ada juga yg menganggapnya kejadian sebenaranya. ada yang mengartikannya sebelum kematian, ada juga yg mengartikannya setelah kematian.

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.