Mutiara Tauhid Renungan #85
KEPEDEAN

Allah telah berjanji bahwa DIA tidak akan pernah menganiaya manusia.
Percayakah kita pada janji-Nya itu?


Ops …!  Jangan dulu buru-buru mengatakan “pastilah”
Tanda percaya bukanlah di bibir, melainkan pada perilaku.

MERONTA BILA MENDAPAT KETETAPAN-NYA YANG TAK NYAMAN BUKANLAH PERILAKU ORANG YANG PERCAYA PADA JANJI-NYA






Gambar : www.pixabay.com

14 komentar:

  1. Ya Allah, mengapa begitu sulitnya jiwaku memegang janji-Mu?
    Saat aku sudah merasa yakin, Kau beri aku ketidak nyamanan dan ternyata hatiku beriak, akal dan kalbuku masih pecah kongsi.

    Sungguh benar peringatan-Mu, "sangat rugi orang yg mengotori hatinya", susah memindahkan ilmu menjadi keyakinan.
    Susah bukan berarti tidak mungkin. "Hanya" butuh upaya yg lebih gigih.
    Bagiku, inilah jihad yang sesungguhnya. Never stop tafakur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Susah bukan berarti tidak mungkin. "Hanya" butuh upaya yg lebih gigih dan istiqomah. Seperti yg dialami oleh tetesan air, "koq batu ini belum juga bolong ya ..."
      Tapi krn udah on the track, lama kelamaan akhirnya batu cadas itupun bolong!

      Hapus
  2. Assalamualaikum bp Permadi..bener banget pak..gak semudah itu mengatakan yakin atau haqulyakin dgn janjiNya..kalau aku meronta bila mendapat ketetapanNya yg tidak nyaman... Krn aku ini terbatas..dan qalbu tdk pernah sekolah.. begitu qalbuku sdh sekolah..mulai peka me rasa2 akan kasih sayangNya melalui ketidak nyamanan..subhanallah..dgn tafakur dan rajin praktek mampu mengantarkan aku kpd keyakinan ilahiyah bhw ketidak nyamanan sangat perlu utk aku agar aku bisa naik kelas lagi dlm pencapaian kpd Tujuan DBAS. dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi suatu keyakinan yg pasti bhw Allah tidak pernah ingkar janji.. "Pastilah" Allah tidak ingkar janji. Aku YAKIN itu. Salam DBAS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, harusnya yg mengatakan haqqul yaqin itu bukan bibir, tapi perilaku
      salam

      Hapus
  3. Iya ya...., selama ini ternyata baru bibirku doang yang udah islam sedangkan kalbuku belum bersyahadat ampuuuun Gusti....selamatkan hamba Gustiii.....

    BalasHapus
  4. Duuhh.. semakin bercermin diri semakin terlihat cacat diriku..semakin terlihat jiwa ini tak percaya janji2-Mu..sekarang manalah mungkin aku berani kepedean..yang ada aku bertambah malu,ya Allah..mengapa begitu sulit aku percaya janji2Mu??..ada apa gerangan dengan hatiku?..ya..aku belum mengenalimu dengan BAIK..aku kurang merasa-rasakan Kasih SayangMu..Bantu Aku Ya Allah untuk MengenalMu lebih dalam lagi..bantuan-bantuan ketidaknyamanan yang Kau berikan akan terus aku proses..aku adalah anak kerang yang butuh bimbinganMu Ya Allah������

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah ....
      tidak semua orang bisa melihat cacat dirinya
      padahal inilah bekal utk maju
      never stop tafakur!

      Hapus
  5. Semakin terasa memang beda tau dan yakin itu...,bedanya dimana..? disikap,kalau tau paking keluarnya nyeplos dari mulutku, tapi kalau yakin akan keluar secara otomatis melalui sikap/akhlak perbuatanku...

    Jadi kalau aku evaluasi diri, ternyata tingkat keyakinanku masih encer,astaghfirullah... Napa bisa gitu..?karena masih ngedumel manakala hadir ketidak nyamanan,tapi ada yang membuat aku bersyukur saat ini, karena aku sudah dipertemukan dengan CARA mengentalkan keyakinanku tentang janji Allah ini...

    Tafakur Olah rasa disetiap ketidak nyamanan itulah cara...

    BalasHapus
  6. Ga boleh Ke PDan, tapi aku tetap harus haqul yaqin... solusi terbaik yg harus aku raih:
    Aku Harus mengisi qolbu ini dgn keyakinan-keyakinan iilahiyyah yg banyak, harus haqul yaqin dgn ketetapanNYA dan janji-janjiNYA, aku harus mantap dgn TUJUAN aku, agar aku punya kesadaran dan kemampuan yg bisa aku gunakan ketika UjianNYA datang. Karena Keyakinan menentukan sikap. Dan Biar nanti kl dpt prakteknya nya aku ga KO, ga cuma dibibir ku aja, tapi Jiwa ini harus bisa meraskan bahwa ujianNYA adalah ungkapan kasih sayangNYA. Nyaman dan Tidak Nyaman bisa aku rasakan sama. Karena aku merasakan semakin tinggi keinginan ku utk Taat kepadaNYA, semakin deras UjianNYA datang. Dan rasa syukur itu akan terasa lezat dan nikmat ketika aku mampu melewati ujian-ujianNYA. Alhamdulillah... terima kasih ya Allah.... Selalu bersama Mu, membuat jiwa ini menjadi tenang. Ketetapan MU tidak ada yg buruk, semua mengandung hikmah. MasyaAllah😭😭

    Salam DBAS Sahabat Jiwa
    Allah doesn't need me,
    I need Allah
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
  7. SUBHANALLAH.ALHAMDULLILAH, ALLAHUAKBAR ....
    Ya Allah, janganlah Engkau tinggalkan aku bila aku melakukan kesalahan, tapi bimbinglah agar aku dapat ke luar dari kesalahan itu ... ya Rahman ya Rahiim ...

    BalasHapus
  8. Ya Allah..betapa tidak tau dirinya aku ini..
    Engkau berikan gelombang masalah.. Engkau berikan musibah.. sejatinya sbg tanda kasih sayangMu kepadaku supaya semakin menyadari Janji2Mu.. supaya semakin kuraih menjadi sebaik-baik mahluk di mataMu..
    Tetapi apa yg kulihat di cermin...?? isi hatiku..bahasa tubuhku..perilaku aku..gak bisa bohong..!!
    Bibirku yg sering berkata bhw janji2-Nya itu benar..3x..!!
    Bibir ini memanglah corongnya akal.. dan si akal selalu maunya yg sempurna2
    "mikir" ajalah..!! aku yg islam dan rajin mempelajari ajaran2Nya..tapi perilaku masih banyak yg belum sesuai dari Tujuan knp Allah mengajarkan ajaran2-Nya..? Pastilah ada kesalahan besar yg selama ini tidak kulakukan..!! Tafakurku yg kurang "genjotannya".. ( dgn prosedur tafakur yg benar )
    Bapak.., benar ya..Penemuan Tujuan..mampu mengembalikan aku utk kembali..
    Ya Allah, janganlah Engkau tinggalkan aku bila aku melakukan kesalahan, tapi bimbinglah agar aku dapat ke luar dari kesalahan itu ... ya Rahman ya Rahiim ...
    Ampuni aku Ya Allah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allah Maha Mendengar
      semoga kita sadar ketika sedang dibimbingNya ...

      Hapus
  9. Astaghfirullah aladzim ya Allah....

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.