Mutiara Tauhid Renungan #100
KENIKMATAN SEJATI


Kenikmatan itu jenisnya tidak satu melainkan dua.
Ada kenikmatan yang “di luar” dan ada kenikmatan yang ”di dalam”

Kalbu yang dibiarkan tidak terawat dan tidak pula terasah, ia hanya dapat menikmati kenikmatan yang di “luar” saja,
yaitu sebatas kenikmatan makan dan minum.

Lho…koq mirip dengan sapi ya…??

SALAH SATU INDIKATOR KALBU YANG SEDANG SEKARAT ADALAH IA HANYA BISA MERASAKAN KENIKMATAN SEBATAS PADA KENIKMATAN MAKAN DAN MINUM SAJA





Gambar:www.pixabay.com


16 komentar:

  1. Keahlian kita pd umumnya mencari kenikmatan di luar itupun perlu kerja keras ,waktu,pikiran dan perlu kesungguhan dan konsisten utk meraihnya tp hasilnya hanya terasa sementara ,dan tidak ada jaminan masuk surga sebatas hanya di dunia sedangkan perjalananku bukan hanya sampai didunia saja .
    Bagaimana utk mencapai kenikmatan di dlm yg sejatinya akan membawaku ke surga sebagai tujuan tertinggiku ,,,,,????? Ikhtiarku haruslah lebih maksimal dlm mencapai kenikmatan di luar..

    Klo aku berikhtiar lebih banyak diam mulutku dan sibuk di "dalam " rasa yg kembali adalah tentram nikmat rasaaaaanya ,,salam DBAS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenikmatan "di dalam" adalah kenikmatan batin, yaitu kenikmatan yg tak dapat diperoleh dari makan dan minum

      Hapus
  2. JANGAN MBALELO AHH.......?

    Selama aku belum tercerahkan bahwa DBAS yg dicari itu letaknya ada kenikmatan ” di dalam ” maka aku tanpa merasa bersalah PASTI akan sibuk urusin kenikmatan –kenikmatan” di luar ” . Anak-anak selalu nurut , Istri bersikap manis , Teman dan pegawai semua baik kepadaku , Pekerjaan lancar sesuai rencana, pokoknya sibuk deh ” ke luar” bila tuntutanku itu tidak terkabul maka datanglah kekecewaan itu !

    Kenikmatan ” di dalam ” dan kenikmatan ” di luar ” memang sama-sama nikmat tapi rupanya konsekuensinya berbeda. Sayang perbedaan rasa ini hanya bisa dirasakan oleh kalbu yang terawat dan terasah .

    Mau selalu nikmat ” di dalam ” ? Gampang kok ,pencet aja tombol TAFAKUR , otomatis deh dapat rasa tersebut . Bener – bener dibawah kendali aku sendiri. Beda dengan kenikmatan ”di luar ” sudah urusinnya cape , hese , sering gak dapet. Bener-bener diluar kendali aku .

    Ini sudah mau ganti tahun , masih pusing urusin kenikmatan ” di luar ” JANGAN GILA DOOONG! ....Kalo masih kayak gini .....Pengin sapi beranak monyet kali ya ....he...he...he. #talktomyself .hidup DBAS

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengin sapi beranak monyet masih mending, coba kalo penginnya monyet beranak sapi atau semut beranak gajah ... he..he..he..

      Hapus
  3. Kenikmatan Sejati itu ada dalam diri, ngga tergantung faktor luar... Faktor luar hanya memberi kesenangan. Jika kesenangan dari luar itu disebut bahagia itu hanya kebahagiaan semu... Ga awet..

    Kenikmatan sejati itu immaterial.. Bahagia itu ada "disini" di qolbu... hanya aku sendiri yg bisa membuat Dan merasakan kebahagiaan yg sesungguhnya....

    Kenikmatan sejati itu ketika aku ikhlas mau diatur olehNYA, tidak meronta...
    Kenikmatan sejati itu ketika aku mampu Berserah diri diawal dan menghanyutkan diri dlm ketetapanNYA dlm mengikuti Aturan Main NYA.

    Kenikmatan sejati itu ketika qolbu ini terang dalam menyikapi semua permasalahan hidup, bahwa hidup itu Ujian Dan aku ga tenggelam dalam fakta...

    Merawat, membersihkan Qolbu supaya ga berkarat adalah dgn Tafakur.
    Mencerdaskan dan menyehatkan qolbu adalah dgn Tafakur..
    Supaya qolbu ga sekarat ya Tafakur.

    Berserah diri diawal, ikhtiar maksimal dlm segala aspect kehidupan, sebagai karya aku, yg aku persembahkan kepada Sang Pemberi Nikmat.

    Nulis sprt ini sih gampang banget, tapi prosesnya berdarah-darah...
    Timbulkan hasrat utk bertafakur, ubah "Tau" menjadi "yakin" isi qolbu dgn keyakinan-keyakinan ilahiyyah, kl dapat ujian-ujianNYA praktekin deh tuh kemampuan yg udah aku punya... Mampu ga aku menggunakan ajaranNYA utk tetap pegang TUJUAN ketika aku di uji.

    Ketika aku mampu melewati ujian-ujianNYA, qolbu ini terasa kenyang, dan disitulah aku merasakan nikmatnya bersyukur.
    (Karena aku ga sama dgn sapi)
    MasyaAllah...

    Salam DBAS Sahabat Jiwa
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener bangeet ...
      sapi ngga bisa merasakan nikmatnya bersyukur

      Hapus
  4. Assalamualaikum bapak, kenikmatan yg " di luar" hanya sementara dan fana..aku
    lebih tertarik pada kehidupan akhir..maka DBAS adalah tujuan hidupku. Oleh karena itu untuk kenikmatan yg "di dalam" harus aku olah dan aku rawat kalbu ini agar tau diri dan mampu berperilaku selaras dengan kehendakNYA. Dan Aku harus fokus kepada Tujuanku. Dengan rajin tafakur membuat aku mampu mengusir kenikmatan yg diluar.. sehingga tidak merasakan kesedihan dan kekecewaan, krn sadar yg diluar itu sementara dan musnah.. jd tidak perlu aku pikirkan dan risaukan lg kebahagiaan yg "di luar" itu... Justru yg aku risaukan kalau aku tidak mampu membahagiakan kalbu ini... dgn tafakur aku rawat dan asah kalbu ini agar mampu mempelajari dan mempraktekkan ajaran2Nya. prioritasku adalah kebahagiaan yg "di dalam"..yaitu kalbuku ini,,, harus lbh aku perhatikan sblm aku menuju kpd Allah.. mengasah dan merawat kalbuku dengan banyak mengisi keyakinan2 ilahiyah didlm kalbuku.. Agar mampu kembali kpdNYA dlm kondisi "jiwa yg tenang" . salam DBAS ❤

    BalasHapus
  5. Iya ya..., kalo kenikmatan berada dekat dengan Allah udah gak kerasa, masih manusia gak ya....

    BalasHapus
  6. Salah arah dong ya kalau sebagian besar perhatian ditujukan demi meraih kenikmatan yang "di luar"

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya iyalah ...
      arahnya terbalik, gimana ngga salah

      Hapus
  7. Asswrwb,
    Merawat dan mengasah kalbu itu bagaimana caranya pak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan, ada yg mau bantu bang Amri?

      Hapus
    2. Bertafakur Bang Amri, qalbu nya disekolahin biar cerdas... Sekolah qolbu ya Tafakur...

      Hapus
  8. WassWrWb . Sahabatku ,sering dipake saja kalbunya untuk bertafakur (mikir) .hidup DBAS

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.