Mutiara Tauhid Renungan #116
ON - OFF

On-Off” dimaksudkan sebagai sesuatu yang tidak dilakukan secara konsisten, yaitu sebagai lawan dari istiqomah.


Semua orang tahu, kekuatan istiqomah sudah terbukti dahsyat. Bayangkan saja batu cadas yang tak mempan dilubangi oleh linggis dapat dibuat berlubang oleh tetesan air yang terus menerus tanpa jeda.

Nampaknya dalam bertafakur kita juga harus istiqomah.

Pengalaman mengajarkan kita, tafakur yang “on-off” seringkali mendatangkan kebingungan baru ketimbang pencerahan baru.

ALLAH CINTA PROSES, MENGHARAPKAN SESUATU TERJADI SECARA INSTAN SUDAH BUKAN ZAMANNYA LAGI






Gambar:www.pixabay.com

18 komentar:

  1. Jika tafakurku tidak 24/7 (aka "on-off"), kalbuku tidak akan mampu merasakan ujian karunia Allah... aku terhanyut dalam ego menganalisa bahkan overanalyzing it... makanya tambah bingung dan puyeng... Jika aku bingung, pastilah bukan kalbu yang bekerja... kalbu tak pernah bingung

    Namun kalbu... kalbu mampu merasakan apa yang Allah inginkan... Allah akan insist dengan apa yang Dia inginkan... karena Allah ngotot ingin aku ke surga-Nya...

    Hanya dengan memilih konsisten pada tujuan dan kemampuan kalbu, aku rela menerima anugerah-Nya... because... why not?

    Pun jika belum mampu... kusadari... itu karena aku jiwaku belum punya cukup kemampuan... justru inilah perjuanganku... ladang pahalaku... Time is Pahala... terus berjuang menggali keyakinan ilahiyah agar kaki-kaki ini menjadi lebih kuat... kuat untuk terus bergerak menaiki jalanan yang makin terjal menuju tujuan di atas gunung

    Note to self: Jadi... kalo bingung, pasti ada yang salah dengan aku... either aku tertidur --> bangun bangun!... atau kemampuan kalbu belum tangguh --> ayo berjuang menggapai keyakinan Ilahiyah

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah ini dia yg bener ...
      kalo bingung pasti ada kesalahan yg dijadikan pegangan

      Hapus
  2. Berharap sesuatu yg instan itu sama saja dgn gak mau berproses.. Tidak mau melakukan proses sama juga tidak mau PERUBAHAN..

    Tidak ada perubahan datang dengan sendirinya.. Memang melakukan perubahan itu ada yg hrs dikorbankan.. Apa itu ??
    Nafsu.. Keinginan diri yg tdk selaras dgn kehendak2Nya..
    Sulit ?? Iyaa.. Krn blm ada kemampuan..
    Benar Rasulullah SAW berkata: "..Hidup itu perjuangan"

    Perjuangan melawan diri..berubah bukan berarti tidak konsisten.. Perubahan itu baik selama tdk melanggar AQ & SunnahNya..

    Penting banget utk selalu cek kalbu seberapa besar hasrat aku ini utk merubah diri..
    Karena hasrat itu menentukan upaya aku..
    SunatullahNya jelas !
    Kalau mau sukses punya kemampuan Taat harus Fokus & Konsisten dan
    tidak on-off dalam bertafakur..
    Krn pada saat off itulah aku sedang tidak di koridorNya..pantas saja kecewa, sedih, khawatir , dan teman2nya itu merusak jiwaku..
    #selfreminder#
    #neverstoptafakur#

    Salam DBAS❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. "on-off" adalah kesalahan yg tidak boleh dijadikan pegangan ..

      Hapus
  3. Hehehe, kayaq lampu on-off kadang gelap kadang terang... Bener Pak... Dulu aku belajar agama on-off, hasilnya malah tambah gelap. Semua pake kelogisan, yaa jadi ikut2an Iblis... Ngaji mah ngaji, sholat mah sholat, denger tausiyah Yaa didengerin.. that's it.. Tapi tetep aja gelap.
    Kenapa aku begitu waktu itu... Karena aku ga punya TUJUAN.

    Stlah ikut Tafakuran di MT pelan2 akal dan qolbu baru terbuka, udah sadar, kl selama ini apa yg aku pelajari sia-sia. Ga nendang.. Rugi banget aku..
    Aku harus berubah, mumpung masih ada waktu.. harus Menimbulkan hasrat utk meningkatkan kesadaran.. Alhamdulillah Allah kasih hidayah dan aku menghampiri nya.
    Sekarang aku dah mantap dgn TUJUAN aku, harus fokus dan konsisten ga boleh on-off utk sukses mencapai DBAS. (Bukan kePDan Tapi Yaqin)

    Sekarang pegang TUJUAN, kembali kedalam diri, berupaya istiqomah utk meyakini ajaranNYA, meyakini janji-janjiNYA, menjalani ujian-ujianNYA. Walaupun masih sering godeg, banyak hasutan, tapi tetap berproses, berproses dan berproses.
    Aku mau Taat... Aku butuh Taat...
    Karena hanya aku sendiri yg bisa membuat diri ku menjadi indah dimataNYA.

    Salam DBAS Sahabat Jiwa
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
    Balasan
    1. dg keyakinan orang bisa memindahkan gunung
      yakin dg TUJUAN, segala rintangan akan nampak keciiiilll ....

      Hapus
  4. Assalamualaikum bapak, namanya saja On-Off. sama dengan mau atau tidak. suatu kata yg bermakna tidak jelas..begitu jg dengan Tujuan yg tidak jelas , bagaimana bisa sampai kpd tujuan kalau tidak jelas kemana arah nya.. ihh..capek banget ya kalau gak punya Tujuan. Begitu jg dengan tafakur , bagaimana bisa mampu memiliki kesadaran2 kalau tafakur On-Off..Alhamdulillah. aku sdh mampu melewati satu putaran bertafakuran di MT tidak pernah absen.. dan On terus mengikuti materi2 yg disampaikan. dgn On terus saja masih bnyk godegnya..bagaimana jika On-Off..gemes banget merasakan kalbu yg lemot meyakini akan janji2 dan kebesaran Allah..yah..aku memaklumi dgn kondisi kalbu ini yg baru disekolahkan..wajarlah kalau tidak secerdas akalku yg sudah puluhan tahun disekolahkan..jd butuh waktu utk mencerdaskan kalbuku. selama berproses mencerdaskan kalbu ini aku tidak boleh On-Off dlm berproses utk mencapai kpd Tujuan DBAS ku. Yg aku rasakan juga, materi putaran ke 2 yg aku dapat skrg ini lbh nendang dan membangunkan kalbuku. Bagaimana On-Off kalau tafakur mampu menerangi jiwaku..Subhanallah maha suci Allah..yg selalu membimbingku kepada jalan yg lurus melalui MT yg mampu mambangun kalbuku jauh dari yg tidak tahu menjadi tahu..dan bahkan sampai kepada keyakinan yg terpateri didlm kalbuku. aku bersyukur dengan rajin tafakur dan neverstop tafakur kehidupan ini mudah aku jalankan..walaupun msh godeg. namun tidak sampai berkepanjangan..mampu masuk lg kdlm koridorNya.. Alhamdulillah..putaran ke 2 ini semakin semangat lagi aku hadir ke majelis MT yg semakin meningkat bahasannya dan mudah difahami kalbu ini saat fasilitator menyampaikan materi2 dari bapak. ini yg namanya nikmat..semakin aku menghampiri semakin dekat Hidayah Allah aku dapatkan . Semakin aku hakulyakin utk memburu kebahagiaan..Dengan menentukan ARAH yg benar, berpegang pada Tujuan, fokus dan konsisten dan menambah koleksi keyakinan ilahiyahku dan sering praktek. PASTI aku sampai pada Tujuan..karena Allah cinta proses..jd aku berproses terus untuk bisa DBAS. bantu aku ya Allah 🙏🏼..Aamiin Yra.. salam DBAS ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebenarnya materi tafakuran puteran ke 2 ngga beda, tapi kalbu yg mengolahnya udah berbeda dibandingkan waktu ikut puteran pertama ...

      Hapus
  5. Iya ya....,banyak teman saya yang berhenti bertafakur bukannya karena males, katanya karena bingung

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya benar, jangankan tafakur, nonton film serial aja kebingungan kalo ada yang kelewat. Hanya bedanya nonton film serial kalo bingung tak pernah menyalahkan filmnya tapi menyalahkan dirinya kenapa tidak nonton seri sebelumnya. Tapi kalo ikut tafakuran lalu bingung, kenapa yang selalu disalahkan tafakurannya ya ..? Lupakah dia ada materi tafakuran yang kelewat diikutinya?

      Hapus
    2. lupa sih gak, tapi seperti kata bapak itu lho , ada 2 bidang dimana manusia yang semula sangat rasional berubah menjadi sangat tidak rasional ketika memasuki 2 bidang yaitu bidang politik dan agama

      Hapus
    3. Itu bukan kata saya, tapi hasil survei di barat sana. Kayaknya sih bener ya ..., bayangin aja Islam kan rahmatan lil'alamin, tapi betapa banyaknya muncul permusuhan gara2 alasan menegakkan Islam

      Hapus
  6. REPETITION IS THE MOTHER OF SKILL

    Fokus dan Konsisten adalah salah satu kunci sukses kemahiran
    --------> Kalaulah tetesan air itu tidak dilakukan berulang-ulang manalah mungkin batu cadas menjadi bolong!

    Kalo sudah milih mau ikut tafakur tapi masih belum ikhlas untuk fokus dan konsisten ,terbukti dari tafakurannya “on-off” ini mah artinya BELUM MILIH . Kalo sadar dengan pilihannya pasti aku akan tangguh dengan konsekuensi logis dari pilihanku.
    hidup DBAS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bgmn bisa memilih atau fokus konsisten, kalo tujuannya aja belum jelas mau apa

      Hapus
  7. Menyadari Apa yg aku inginkan adlh anak tangga pertama untuk meraih kesuksesanku.
    Tanpa kesadaran ini.. siap2lah aku dgn keterpurukan!
    bgmn gak terpuruk? baru ada "kerikil kecil" saja udah mundur..berhenti, Ajaran2 Alqur'an gak disadari sbg ILMU yg berjenjang shg males ngikutin dan mentafakurinya, terpuruknya lagi..kebenaran2Nya yg harusnya selalu bisa terkalbui..tapi selalu terasa sulit terkalbui..( bingung lg..bingung lg.. )
    Kalo selalu sulit terkalbui..manalah mungkin masa depan jiwa bisa cerah..
    Pilihan itu selalu bermula dari tujuan
    saat tujuan sudah dipegang, pilihan fokus dan konsisten utk meraihnya akhirnya menjadi kebutuhan.

    BalasHapus
  8. Terima kasih banyak Bapak SA3 renungan2nya..😇

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.