Mutiara Tauhid Renungan #35
PRIHATIN


Manusia adalah makhluk pengembara. Alam dunia ini hanyalah secuil saja dari perjalanan yang harus dilewati. Orang yang mau “mikir” akan menyadari bahwa kenikmatan sejati bagi seorang pengembara tempatnya bukan di perjalanan, melainkan di tujuan. Karena itu hidup prihatin di perjalanan mestinya suatu keharusan.

Bila suatu ketika muncul hasrat ingin melakukan maksiat yang semuanya nikmat itu, tinggalkan saja, tahanlah air liur … bukankah kita sedang prihatin? Begitu juga bila kita mau bergunjing, tahanlah …
Nanti di alam tujuan kita akan menikmati kenikmatan tiada tara yang bedanya bak langit dan bumi dengan kenikmatan yang dapat disajikan oleh dunia.

“KENIKMATAN YANG PALING PUNCAK DI DUNIA, TIADALAH SEUJUNG KUKUNYA KENIKMATAN DI SURGA,” begitulah kata Nabi kita yang mulia.



Gambar : www.pixabay.com

13 komentar:

  1. binatang punya akal tapi tak punya kalbu
    aku yang tak mau berpikir dengan semua potensi manusiaku pastilah bertingkah layaknya binatang saja
    binatang bukan makhluk abadi, bukan seperti aku yang bakal diminta pertanggungjawabannya disetiap kata dan perbuatan
    kalau aku ga mikir pastilah aku makhluk yang gagal.. gagal abadi..
    kalau aku ga mikir, takkan mau menahan liur, takkan mampu menahan diri, takkan bisa membatasi keinginan yg jumlahnya ...aduuhh malunyaa..

    kurang bukti apa lagi..
    semua fakta sudah menyuguhkan kebenaran,.. bahwa bumi ini sudah tua.. layaknya gasing, putaran bumi sudah semakin lambat.. berangsur semakin pelan dan akan berhenti berputar..

    masih inginkah aku jadi makhluk bumi saja? sebentar menikmati yang fana lalu sengsara di keabadian?

    Maha Benar Perkiraanmu Ya Allah... "Manusia yang tidak (bisa) melihat akhirat mempunyai sifat yang buruk"

    BalasHapus
  2. Kalau ingat betapa luar biasanya kenikmatan surga, nyuekin keinginan mau maksiat itu tidak ada apa-apanya.........

    BalasHapus
  3. Walaupun manusia itu mahluk pengembara, mas sich harus selalu prihatin....masa sich ngga boleh senang-senang

    BalasHapus
    Balasan
    1. prihatin disini maksudnya "prihatin," yaitu prihatin ngga usah ngobral nafsu bukannya ngga boleh senang2 . Silakan dilihat lagi renungan #27 Buah Khuldi ya..

      Hapus
  4. Mmg terasa ketika aku menyadari bhw aku adl jiwa.. jiwa yg tdk akan sirna.. jiwa yg diperjalankan dr satu alam ke alam lain dan akan berakhir di alam akhirat yaitu alam keabadian. Dimana di akhirat itu ada 2 tempat yg amat sangat jauuuuuhh berbeda kenyamanannya.. dan utk tinggal ditempat yg nyaman hanya bermodalkan pahala.. mkn bnyk pahala mkn nyaman kita tinggal... dan pahala hanya hanya bisa diraih didunia.. antara alam dunia dan alam akhirat ada satu alam yg disebut alam penantian.. dimana fialam ini dosa kita sdh berhenti sementara pahala jln terus melalui 3 perkara yg kita lakukan saat didunia, maka bagiku lebih cocok dg sebutan Alam Kemurahan.. jadiiii... dg kebenaran2 inilah aku mulai sgt yakin kalau hdp didunia ini hanya utk mencari bekal... bekal uang utk kenyamanan didunia, bekal pahala utk kenyamanan diakhirat.. jd bener ya pak.. kalau didunia ini kita hrs prihatin.. artinya prihatin dari keinginan memakan buah khuldi ( semua apa2 yg dilarang Allah ) yg pasti kalau dilakukan akan membuat hidup tdk bahagia dan kelak diakhirat tdk mencapai tujuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah ....
      semoga semakin banyak yg menyadari ini ..

      Hapus
  5. Yang reni rasakan sih memang harus melek dulu siapa aku..setuju aku adalah jiwa yang tidak akan pernah sirna..kesadaran 5 alam membuat reni ngeh bahwa aku pengembara yg berbekal usia.. apa itu rasa DBAS.."RASA" kehidupan disurga harus daleeeemmm bgt ..sampai kerasa apa yg nabi bilang celupkan tanganmu dilautan lalu angkatlah..air yg menetes dari tanganmu itulah dunia..sementara air dilautan itulah surga..hingga reni bilang "worth it"..cuma itu yang reni mau..harus diperjuangkan..surga ga diperoleh secara gratisan..ga apa2 reni tahan semua keinginan yg membuat aku ga bakalan dapetin surga..yaaa memang harus kenceeng tafakurnya..pengen bisa tafakur kaya bapak😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya setuju, tanpa melek "siapa aku" maka semuanya tampak burem bahkan tak kelihatan sama sekali!
      never stop tafakur!

      Hapus
  6. Kata.2 prihatin kok menarik ya pak. Kalau kita mau mikir hidup kita ini sebenernya isinya prihatin. Sesuai sifatNYA..DIA memberikan kenyamanan dan ketidaknyamanan.Dari dua hal itu saja kalau kita mikir.kan itu kudu "prihatin" gunakan jiwa ada apa dibalik kenyamanan dan ketidaknyamanan yg DIA berikan. Kita kadang hny rentan dng ketidaknyamanan baru jiwa bekerja keras. Pdhal kalau pakai mikir kenyamananpun kudunya si jiwa juga harus bekerja keras. Prihatin itu ya kerja keras yg pakai mikir. Mohon koreksi kalau salah pak.

    BalasHapus
  7. Tambahan pak....atau prihatin disini adalah suatu kenikmatan diluar koridor yg kita harus berjuang untuk bisa melawannya sehingga di tempat tujuan akhir kita akan menuai "hasilnya"....mohon petunjuk pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. prihatin dalam konteks renungan ini adalah lawannya dari "bebas"

      Hapus
  8. Salam bapak...
    Haturnuhun bapak. Kalo boleh aku merasakan, berbuat maksiat nikmatnya sementara abis itu terasa gundah gulana..bahkan jika alarm jiwa sudah dipasang dulu lwt tafakur, baru mau saja sudah tidak enak, remnya pakem...hanya dengan tafakur remnya akan pakem. apalagi jika merasakan annaziyat 40-41..menahan nafsu surga ganjarannya..so, prihatin di dunia no problem..yg ptg di akhirat masuk surga. Mohon klarifikasi bapak jika berkenan.

    Salam dbas

    BalasHapus
    Balasan
    1. "prihatin" itu menahan diri dari sesuatu yg asik2 yg sebenarnya bisa kita lakukan

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.