Mutiara Tauhid Renungan #110
WORTEL,TELUR, KOPI


Ketika kesulitan “merebus” jiwa, apakah kita akan menjadi seperti wortel yang hilang ketegarannya …
Ataukah seperti telur yang semula lembut menjadi keras ...
Ataukah seperti bubuk kopi yang menjadi semakin nikmat …?

Sadari … kita adalah umat Muhammad,
umat yang dibekali dengan ajaran kehidupan terbaik.

Mestinya kita seperti bubuk kopi, semakin panas direbusnya malah jadi semakin baik ….
Bukan itu saja, bahkan mampu memberi aroma sedap bagi lingkungan!

ISLAM AJARAN MUHAMMAD RASULULLAH SAW ITU IDENTIK DENGAN RAHMATAN LIL’ALAMIN






Gambar: www.pixabay.com

10 komentar:

  1. Assalamualaikum bapak, Dunia ini memang tempatnya ujian ujian..dari lahir hingga sampai hr ini aku hidup.. selalu ada ujian2 yg neverstop sampai aku mati. Dulu..ujian kesenangan..anggapanku Allah memyayangiku, namun apabila ujian kesusahan aku terima.. aku berpikir bhw Allah membenciku. Ketika aku mengenal MT dengan metode tafakurnya..luar biasa banget...ternyata ujian ketidaknyamanan pd diriku adalah tanda bukti cinta Allah kpdku. Sehingga apabila aku menghadapi ketidaknyamanan aku malah semakin yakin..bahwa Allah tidak pernah memberhentikan kasih sayangnya kepadaku..dengan ujian2 yg diberikannya kpdku membuat aku mampu memiliki kesadaran2..bahwa selama aku hidup didunia..pasti akan di ujiNya..dgn kenyamanan dan ketidak nyamanan. Ujian2 kenyamanan adalah bonus yg diberikan Allah kepadaku, namun jika ujian ketidak nyamanan datang kepadaku... aku sudah bisa merasakan, bahwa itu adalah cara Allah "merebus" jiwa aku agar menjadi lebih baik..seperti bubuk kopi, semakin panas direbusnya semakin baik. Itu yg aku rasakan setelah aku bertafakur..dan Insha Allah..dengan neverstop tafakur Allah membimbing aku kepada kehidupan yg mampu memberi aroma sedap bagi lingkungan juga. Aamiin Yra. Salam DBAS ❤

    BalasHapus
  2. Ktika blum bertafakur aku mungkin sprti telur rebus... Ktika msalah dtang aku bisa jdi keras, kmudian meronta... AkuTegar tapi Salah arah. Aku lalai dan terbelenggu dgn asesoris Dunia.
    Astaghfirullahal'adzim...

    Alhamdulillah stelah bertafakur aku sadar ternyata aku keliru.
    Stlah Tafakur aku mengenal diriku, mengenal Allah ku. Aku adalah Jiwa dan Keberadaan aku dialam Dunia sejatinya utk diuji.
    Sekarang aku sdh menentukan TUJUAN, dan aku sdh mantap dgn TUJUAN aku. Sekarang berupaya menggunakan waktu yg tersisa ini utk Akhirat.. Tafakur mnjd prioritas, mengisi Jiwa ini dgn keyakinan-keyakinan ilahiyyah, supaya aku punya kemampuan saat jiwa ini direbus dlm ujian-ujianNYA. Karena sdh terlalu banyak cacat diri..
    Sekarang sllu pegang TUJUAN, sllu kedalam diri, berproses terus utk punya kemampuan, jiwa ini berproses dgn ikut "Aturan Main" Allah dan Rasul-NYA.. tidak ada kata terlambat utk berubah kearah yg lbh baik.
    Aku ingin seperti kopi, dan mampu memberi aroma sedap bagi lingkungan.
    Keyakinan menentukan sikap... Sekarang Anak ku sdh bisa bilang : dah ga pernah dengar suara "petir" ibu, dan didalam diri ini sdh lbh tenang, dah ga gegana. Alhamdulillah..
    Sami'na wa ata'na... Aku butuh Taat..

    Salam DBAS Sahabat Jiwa
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
  3. ajaran Islam mampu membuat kita jadi kopi,
    ibarat ajaran UI mampu membuat kita jadi dokter
    semuanya tergantung pada aku, mau rajin kuliah atau mau rajin bolos ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, skarang aku lagi sekolah kalbu... InsyaAllah istiqomah, fokus dan konsisten. Aku ingin berubah menuju pada keTaatan. Revolusi Mental..

      Hapus
    2. semoga muncul kopi baru dari Bekasi ya ...

      Hapus
  4. Iya ya...., Islam itu rahmatan lil'alamin, mengherankan ya bila ada golongan yang mengatas namakan Islam tapi membuat orang yang beragama Islam sendiri jadi tak nyaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada hasil survei yang menunjukan bhw ada dua bidang yg membuat manusia yg semula rasional menjadi tidak rasional, yaitu bidang politik dan agama.
      Apakah mungkin ini sebabnya?
      --> wallahu'alam bissawab, pertanyaan sukar dijawab.

      Hapus
  5. Kenapa ya kalo liat fakta di lapangan banyak oknum pemeluk agama Islam bukan seperti kopi tapi lebih pasnya seperti telor...mereka yang semula lemah lembut, begitu ada perbedaan pandangan memahami ajaran Islam tampil begitu keras bahkan siap menusuk bagaikan kulit duren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, oknum dimana2 selalu saja ada,
      yg penting aku ngga nambah jumlah orang yang seperti itu
      apa nanti kata Nabiku?

      Hapus
  6. Mulai dari diri kita sendiri dulu. Kita bisa berperilaku al qurani....hidup pasti DBAS...hidup bahagia..sekeliling kita dengan sendirinya akan mencontoh. So let's beginning from ourself.....tafakur is really powerfull for our soul

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.