Mutiara Tauhid Renungan #91
REM

Bagaimana mengendalikan mobil yang melaju kencang?
Untunglah ada rem.


Bagaimana mengendalikan perilaku liar yang tercela?
Untunglah ada rasa takut, yaitu rasa takut akan kehidupan setelah kematian.
  
REM SEGALA PERILAKU TERCELA ADALAH INGAT AKAN KEMATIAN DIRI.








Gambar: www.absauto.com

10 komentar:

  1. Iya ya..., kalo aja aku bisa selalu ingat akan kematian diri pastinya aku akan takut berbuat jahil

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum bapak, semua kembali kpd tujuan..tujuanlah yg mendrive kegiatan aku. seorang yg cerdas pasti tidak akan terlena dengan kehidupan dunia..krn sadar dunia ini fana dan hanya sementara. selalu ingat akan akhirat, sebagai tempat tinggal yg abadi. dengan tafakur dan mengolah hati semua perilaku aku otomatis memiliki rem , krn merasakan takut akan berbuat maksiat , dan berusaha memperbagus setiap ibadah yg aku lakukan. aku sadar bisa jadi ibadah yg kulakukan adalah ibadah terakhirku,,dengan tafakur dan merasa rasa... qalbu ini mulai peka bhw itu hasutan atau bukan..dengan neverstop tafakur dan sering praktek , rumus2 keyakinan2 ilahiyah semakin bnyk aku dapatkan,,sehingga setiap apa yg ingin aku lakukan otomatis qalbu ini mendrive nya krn sdh memiliki kepekaan..apakah itu baik ku lakukan atau tidak. ibarat mobil yg memiliki rem..Alhamdulillah..sehingga dengan mengolah qalbu terus menerus dan ingat kematian ... segala perilaku yg tercela mampu aku tinggalkan.. dan berproses terus utk lebih menebalkan kemampuan dalam menjalankan aturan main Allah. dengan neverstop tafakur aku yakin suatu saat nanti aku mampu meraih DBAS ku..Aamiin Yra...terimakasih bapak, materi2 yg aku dapatkan lbh membenamkan aku pd kehidupan abadi..yaitu hidup setela mati. salam DBAS ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, keyakinan akan menentukan sikap
      semakin banyak keyakinannya, semakin lurus lah sikapnya

      Hapus
  3. KEPASTIAN

    Wahai diriku yang kerap lalai dan melupakan kematian , ingatlah bahwa ia pasti akan datang tanpa diundang.

    Wahai diriku ......Ajalmu tidak menunggu taubatmu, karena KEMATIAN adalah suatu KEPASTIAN.
    TIME is running out .........TURN to Allah before the end. Ingat hidup hanya sekali harus berarti.

    Ya Allah tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik untukku . hidup DBAS

    BalasHapus
  4. Astaghfirullahalazimmm...bener yaa pakkk..mau kebandung aja naik mobil sebagus apapun tapi gak ada remnyaaa...ngeriii amattt..hancur mineh....habis deh riwayatku nyampe kagak..babak belur the end deh... kurasa2kan begitulah hidupku...tanpa tafakur hidupku tdk punya arah...
    prilakuku liar tdk ada remnya...diterabas semua yg penting egoku terpenuhi...aku tdk kenal diri..aku ini sijiwa atau siraga hendak kemana sijiwa ini tujuannya.. gak kebayang tempatku dimana setelah mati....... Subhanallah dengan aku "tafakur" baru aku kenal siapa aku sejatinya sijasad atau sijiwa..dgn "mikir" baru hidupku ada "jiwanya/ruhnya.. pelan2 jiwaku ini "terbangun" dapat melihat perjalanan hidupku ini...sebelum jiwaku meninggalkan ragaku...pantesan2 Rasulullah mengingat kematian sehari 20 X krn mampu membuat jiwanya sangat teranggg..dlm menjalani kehidupan dialam dunia ini.. hatur nuhunnnn Bapak renungannya ..Alhamdulillah.. Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. sering mengingat mati tak diragukan lagi memang rem yg pakem,
      apalagi kalo mengingatnya pake hati

      Hapus
  5. Ya bener,memang saat kuingat akan kematianku nafsu setan yang ada dalam diriku langsung tunduk,tidak binal seperti kuda liar...,tapi begitu ingatan itu hilang maka nafsu setan exis lagi,HANYA dengan TAFAKUR yang tiada hentilah CARA mengembalikan ingatan akan kematianku...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tafakur itu memang pengingat jiwa
      sedangkan omongan orang pengingat otak

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.