Mutiara Tauhid Renungan #129
DANAU ATAU CANGKIR

Ambilah sesendok garam, lalu tuangkan ke dalam danau. Apakah rasa air danau itu berubah?


Sekarang, tuangkan sesendok garam pada secangkir air. Apakah rasa air di dalam cangkir itu berubah?

Begitulah, JIWA YANG LAPANG BAGAIKAN DANAU, SEDANGKAN JIWA YANG SEMPIT BAGAIKAN CANGKIR.”

Maukah memiliki jiwa yang bagaikan danau?
Bisa koq, perkaya saja kesadaran.







Gambar:pixabay,shutterstock



16 komentar:

  1. Yup benar banget nih... ketika kalbu menggunakan sudut pandang spiritual - mestinya kalbu seperti danau - jikalau ternyata kalbu masih galau atas fakta yang datang, sesungguhnya si jiwa masih belum sebesar danau - pasti ada yang salah dengan keyakinannya... atau jangan-jangan ada keinginan ego yang terselip

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, keyakinan yg salah akan melahirkan penilaian yg salah
      penilaian yg salah akan melahirkan kegalauan

      Hapus
  2. Duh Bahagia nya kl jiwa ini bisa selapang danau.. selalu merasa tenang, teduh dan nyaman. Tidak ada kegalauan, kegelisahan dan kemarahan.. Tapi hanya ada kedamaian... Damai bagi Jiwa ku dan juga membuat nyaman utk org disekeliling aku.

    Kl aku ingin Punya Jiwa selapang danau... Ga ada cara lain selain berupaya maksimal utk memperkaya kesadaran.
    Kesempurnaan ciptaan Allah aja terjadi melalui proses... Begitu juga dgn jiwa ku, harus berproses mengisi jiwa ini dengan keyakinan-keyakinan ilahiyyah, karena itulah yg jiwa ku butuhkan, agar jiwa ku mempunyai kesadaran dan kemampuan berperilaku selaras dengan kehendakNYA .

    Aku sdh memilih TUJUAN ku... Sekarang dgn berTafakur aku sllu pegang TUJUAN, sllu kedalam diri, fokus dan konsisten mengisi Jiwa ini dgn keyakinan-keyakinan ilahiyyah. Ikut Aturan Main Allah, walaupun masih banyak hasutan, aku harus mampu menggeser ego yg sllu dominan, tidak tenggelam dalam fakta.
    Beribadah hanya Karena Allah.. Dan Berserah Diri dalam Ketetapan NYA.

    Ketika Jiwa ku mampu dan Ikhlas mau diatur oleh Allah dgn semua ketetapanNYA disitulah makna dari kelapangan Jiwa yg sesungguhnya. Nyaman dan Tidak Nyaman mempunyai rasa yg sama... MasyaAllah....😭😭😭
    Ya Allah bantu aku .... Agar aku bisa memperkaya kesadaran ku..
    Aamiin Allahuma aamiin

    Berproses, berproses dan berproses..
    karena Allah Cinta proses.

    Salam.DBAS utk semua
    para pemburu kebahagiaan
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Islam adalah 'kendaraan' menuju jiwa yg selapang danau, bahkan lebih ...
      hanya saja 'kendaraan' ini adanya di dalam "kesadaran"

      Hapus
  3. Assalamualaikum bapak, dulu.. kalau ada seseorg yg membuat aku sebel, atau mau marah, ibu ku selalu mengatakan sabar dan lapangkan hati.

    Bagaimana hatiku bisa lapang.. krn tujuanku pd saat itu bukan kebahagian tapi kesenangan..otomatislah kalbuku saat itu mau lapang bukan krn kesadaran...tapi karena ngalah dan menghindari ribut. (yg tidak ada Allahnya).

    Namun, begitu aku kenal tafakur... dari awal sdh harus memilih tujuan. Mau kesenangan atau kebahagiaan. Tujuanku sudah mantap memilih kebahagiaan, maka yg aku garap adalah memperbanyak kesadaran2 dan mengisi keyakinan2 ilahiyah. Dengan fokus dan konsisten kepada tujuan. Dengan memperbanyak kesadaran2 dan keyakinan ilahiyah.

    Kalau aku sdh memiliki banyak kesadaran dan keyakinan ilahiyah apabila badai menerpa..kalbuku otomatis, mampu merasakan kelapangan yang luas . Kalbuku mampu jg merasakan ketidak nyamanan dan kenyamanan adalah sama.. bahkan wajar dan menguntungkan. ini yg aku dapat selama aku fokus menetapkan tujuanku. yang tadinya impossible buat aku jadi possible.

    Subhanallah..bersyukurnya aku.. betapa kasih sayangNya aku rasakan melalui hidayahNya yg diberikan kpdku.

    Dengan tafakur , dan berproses terus menambah kesadaran2 yg banyak...mendrive aku , mampu memiliki jiwa yg lapang..dan mudah melakukan utk taat selaras dengan kehendakNya.

    salam DBAS ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. DIA royal memberikan hidayah pada orang yg berjalan pada track yg benar

      Hapus
  4. Ingin hati seluas danau... tapi tetep ngotot merasa kesadaran yang ada sudah yg paling benar... Orang lain mengingatkan, bukannya introspeksi malah gede ambeg.. Ya Tuhan... aku harus berubah! #it's now or never

    BalasHapus
    Balasan
    1. ciri dari 'kesadaran' yg benar itu adalah UUT ( "ujung-ujungnya taat" )

      Hapus
  5. Iya ya...,betapa enaknya punya hati seluas danau.Apapun yang masuk tak mampu merubah hatiku yang tentram. Betapa malangnya bila hatiku hanya seluas cangkir.Baru dituding sesat aja udah blingsatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo udah jadi sih memang enak, sudah tahukah persisnya apa yg harus dilakukan supaya hati seluas danau?

      Hapus
  6. SAYANG SEKALI

    Siapakah aku ini ?

    Tidak ada pertanyaan yang lebih penting dari ini selama hidupku di dunia. Sayang sekali untuk bisa menjawab hal ini harus banyak kesadarannya yang harus aku miliki

    Dengan KESADARAN akan terjawab , aku adalah kalbuku yang sedang berjalan menuju akherat mengendarai jasad mengarungi ujian-ujian Allah di dunia ini.

    Dengan KESADARAN kalbu putih bersih mengkilat karena amal soleh dan lapang seperti air di danau , meluruskan jalan jasadku di dunia ini. Jika kalbu kusam karena dosa dan sempit karena napsu maka oleng dan melencenglah jalan hidupku.

    Dengan KESADARAN kalbu akan menjadi kaya , apapun kebaikan yang aku lakukan hanya untuk Allah semata dan apapun yang Allah tetapkan kepadaku hanya untuk kebaikanku semata.

    Rejeki duit bisa kudapatkan gratisan ........sayang sekali untuk kesadaran, murni harus aku upayakan sendiri tidak ada kesadaran yang gratisan. Setuju ? #talktomyself.hidup DBAS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo "KESADARAN" itu gratisan, wah pasti ngga ada yg zalim, wajahnya juga ngga ada yang dilipet karena semuanya murah senyum, dan neraka juga bakal sepi deh ...
      sayangnya masih banyak orang yg belum tahu caranya utk mendapatkan "KESADARAN"

      Hapus
  7. Apa yg hrs aku lakukan agar aku kaya akan kesadaran ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan yang mau bantu mbak Nurul ..

      Hapus
    2. Dengan BERTAFAKUR, pilih TUJUAN yg bisa membawa "aku" mencapai TUJUAN.
      Berproses :
      Pegang TUJUAN, sllu kedalam diri, ikut aturan main Allah. Fokus, konsisten dan sungguh2 mengisi Qolbu dgn keyakinan-keyakinan ilahiyyah, supaya "aku" punya kesadaran, punya kemampuan meraih TUJUAN.

      Salam DBAS Sahabat Jiwa
      Never Stop Tafakur

      Hapus
  8. Kesadaran didapat dari Tafakur yaitu " berpikir" menggunakan akal dan kalbu , gampangnya berpikir yang ada Allahnya. (Al-Araaf 179) . Salam

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.