Mutiara Tauhid Renungan #133
TENTERAM


Antara tenteram dan kenyang itu ada kemiripan, yaitu kedua-duanya terjadi begitu saja tanpa direkayasa.

Bila kenyang terjadi lantaran makan banyak, maka tenteram terjadi akibat dari berserah diri dan berbuat kebaikan.

Jadi …, untuk mencari ketenteraman itu tidak perlulah kita repot-repot ‘tetirah’ mengasingkan diri ke tempat sunyi.

“BARANGSIAPA YANG BERSERAH DIRI DAN BERBUAT KEBAIKAN, MAKA IA TIDAK AKAN MERASAKAN KHAWATIR ATAUPUN SEDIH”  Alqur’an







Gambar:www.pixabay.com

14 komentar:

  1. PINTAR VS…………..

    Kita sudah tahu ,apalagi yang sudah ikut tafakuran ORANG PINTAR pake AQ dan petunjuk Rasullulah SAW sebagai pedoman hidupnya. Dia menyelami dunia HAKIKAT , bukan hanya puas mengapung di dunia tersurat.
    Baginya Fakta dan faktor diluar sana baik yang dialami sendiri ataupun orang lain adalah laboratorium untuk IQRO guna mengentalkan KEYAKINAN ILLAHIYAH sehingga yang namanya tentram OTOMATIS selalu nempel 24jam.


    Lalu orang yang tidak melakukan hal diatas disebut apa ya....? Silahkan dijawab sambil bercermin. #talktomyself.hidup DBAS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tak banyak orang yg sudi meluangkan waktunya untuk bertafakur
      kita harus banyak bersyukur bila masuk yg sedikit itu ....

      Hapus
  2. Bener ya ...kalo untuk mendapatkan ketenteraman itu harus ke tempat sunyi kasian banget tuh orang-orang di New York, kan katanya itu adalah kota yang gak pernah tidur , jadi mana ada tempat yang sunyi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetirah ke tempat sunyi dapetnya bukan ketenteraman tapi kesunyian .. makanya pas balik lagi ke tempat ramai galau lagi deh ….

      Hapus
  3. iya ya..., kalo kita berpegang pada Alqur'an kita gak bakalan melakukan yang sia-sia

    BalasHapus
  4. ....ternyata yang aku cari kemana-mana ada melekat pada diriku.....
    Memang ya tanpa tafakur "diriku" aja ngga keliatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. kebenaran itu hanya terlihat oleh mata hati yang melek ..
      kalo ngga tafakur mata hatinya tetep ada cuman dia merem terus

      Hapus
  5. Mau tentram ya hanya dengan tafakur,karena tentram itu kebutuhan jiwa bukan fisik,kalau fisik butuhnya kenyang,jadi kalau Mau tentram kok yang dicari kenyang halah....kesasar namanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kebanyakan orang sudah puas kalo perutnya sudah kenyang
      ngga ada orang yg demo menuntut jiwanya "kenyang"
      kita harus banyak bersyukur kalo masuk golongan yg sedikit ...

      Hapus
  6. Assalamualaikum bapak, bener banget bapak. Untuk mencari ketentraman itu tidak perlu "tetirah" mengasingkan diri ketempat sunyi. Kalau belum memiliki keyakinan berserah diri mau berada di ujung bumipun rasa tentram tidak akan didapat.

    Aku belajar agama sejak kecil.. dan tahu, bhw dengan mengingat Allah hati menjadi tentram..stop sampai disitu saja..hanya sebagai pencerahan..tidak dimasak lagi sampai menjadi suatu keyakinan. hanya sampai diakal tidak diturunkan kdlm kalbu menjadi suatu keyakinan. karena tidak tahu bagaimana cara memasaknya.

    Ternyata utk menurunkan ilmu menjadi keyakinan ada caranya.

    Selama ini memang aku sudah tahu ilmu agama, tapi Belum yakin.
    Setelah kalbu ini aku sekolahkan di MT , maka ilmu2 yg kudapat dari belajar agama mampu aku turunkan menjadi keyakinan2 yg terpateri didalam kalbu.
    setelah aku dapat keyakinan2, lebih mudah aku mempraktekkan berserah diri dalam segala keadaan, walaupun msh lambat kalbu ini meresponnya..tapi tidak masalah krn Allah suka proses. dari berproses itu rasa tentram dan bahagia otomatis aku dapatkan. Alhamdulillah..dengan penuh perjuangan , fokus serta konsisten pada tujuanku DBAS.

    Akhirnya tafakurlah cara satu2nya yg mampu menghasilkan rasa tentram dan bahagia. Sehingga masalah tidak menjadi masalah lagi, bahkan wajar dan menguntungkan.

    salam DBAS ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, dg tafakur semua kejadian yg menimpaku yg terasa cuma dua, wajar atau menguntungkan.
      kalo udah begini tentu saja "masalah" jadi tidak masalah alias tenteram
      alhamdulillah ..

      Hapus
  7. Upaya ku bukan Tetirah, upayaku adalah :
    Selalu pegang TUJUAN
    Selalu kedalam diri
    Selalu berada didalam koridorNYA
    Bertafakur Membenamkan keyakinan-keyakinan ilahiyyah supaya Kalbuku haqul yaqin dgn Ajaran-ajaranNYA.
    Fokus, konsisten dan sungguh2 berproses mengolah rasa.
    Ketika Kalbu sdh confirm dgn keyakinan-keyakinan ilahiyyah, perilaku otomatis akan mengikuti apa yg sdh aku yakini. Kalbu ini jujur, jadi ga bisa direkayasa, dan yg keluar dari Jiwa adlah kebaikan. baik yg bisa membawaku ke SURGA.

    Tenteram itu, ketika aku bisa merasakan nyaman dan tidak nyaman dgn rasa yang sama.
    Tenteram itu, ketika aku bisa "tidak meronta" dgn ketetapan yg dihidangkan NYA.
    Tenteram itu ketika aku sdh tidak lagi banyak keinginan.
    Tentram itu ketika aku mampu Berserah Diri, ikhlas menerima semua ketetapanNYA.
    Tenteram itu, ketika aku bisa merasakan nikmatnya bersyukur disaat aku bisa melewati semua ujian-ujianNYA (DIA memoles kalbuku)
    Plooong rasanya Jiwa ini...

    Berproses, berproses dan berproses...
    BantuanNYA sllu ada, ketika aku sllu bersama NYA😇😭

    Salam DBAS utk para
    Pemburu Kebahagiaan
    Never Stop Tafakur

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, BantuanNYA pasti sllu ada, ketika aku sllu bersama NYA

      Hapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.